digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rahmat Hafiz
PUBLIC Alice Diniarti

The Welding Institute (TWI) memperkenalkan metode baru pengelasan solid state pada tahun 1991 di Britania Raya yang dikenal dengan istilah friction stir welding (FSW). FSW digunakan sebagai alternatif untuk menyambungkan material aluminium yang cukup sulit dilas menggunakan pengelasan fusi. FSW dinilai mampu menghasilkan kualitas sambungan lasan yang lebih baik dibandingkan dengan pengelasan fusi, meskipun cacat sambungan berupa void masih sering ditemukan dalam sambungan las FSW. Void tersebut disebabkan oleh material yang tidak dapat mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh pergerakan pin pahat sehingga dapat menimbulkan crack initiation saat sambungan menerima beban. Penggunaan jenis pin yang sesuai diperkirakan dapat mengurangi resiko cacat berupa void tersebut. Penelitian ini akan mengamati pengaruh variasi bentuk pin pahat terhadap kualitas sambungan hasil pengelasan FSW untuk menghindari cacat void. Jenis pin yang digunakan dalam penelitian ini adalah tapered cylinder, tapered with flats dan tapered thread cylinder. Sedangkan jenis sambungan yang digunakan adalah sambungan jenis butt join dan menggunakan material AA6061-T6 dengan ketebalan 8 mm. Pengelasan dilakukan pada putaran pahat 1200 rpm dan kecepatan pengelasan 21,5 mm/menit. Sambungan hasil pengelasan yang dihasilkan dilakukan pengujian meliputi pemeriksaan visual, uji tarik, metalografi dan kekerasan menggunakan microvickers hardness test untuk melihat sifat-sifat mekanik sambungan (mechanical properties). Jenis pin yang mampu menghasilkan sambungan yang baik dan terbebas dari cacat adalah pin tapered with flats. Sambungan menggunakan jenis pin tersebut memiliki kekuatan tarik tertinggi (UTS) sebesar 148 MPa atau nilai joint efficiency sebesar 43% serta terbebas dari cacat pengelasan terutama void. Sedangkan pada sambungan pengelasan menggunakan pin tapered cylinder dan tapered thread cylinder masih ditemukan cacat internal berupa void. Dari pengamatan struktur mikro proses pengelasan menghasilkan daerah yang dikenal dengan HAZ, TMAZ dan WN. Pada setiap daerah tersebut terlihat persebaran presipitate Mg2Si tersebar cukup merata. Hasil pengujian kekerasan pada daerah sambungan (HAZ, TMAZ, WN) terjadi penurunan nilai kekerasan dibandingkan nilai kekerasan BM yaitu antara 46 s/d 53 HV.