digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kejadian longsoran di Indonesia merupakan fenomena yang heterogen. Longsoran telah menjadi permasalahan yang berat terutama pada jalan, struktur bangunaan, lahan pertanian. Faktor pengontrol longsoran di Indonesia juga memiliki variasi yang luas dikarenakan kompleksnya kondisi geologi, dikombinasikan dengan kondisi morfologi yang juga bervariasi. Tesis ini menganalisis kerentanan longsoran pada pegunungan tropis di Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Lokasi studi berada ±20 km barat daya Kota Bandung, dan termasuk di dalam Kecamatan Sindangkerta. Lokasi penelitian termasuk dalam Zona Fisiografi Bandung pada bagian tengah dari Jawa Barat. Batuan muda berumur Pliosen secara dominan menutupi lokasi penelitian. Formasi Beser tersebar di bagian selatan, sedangkan batuan Tersier tersebar di dekat Bendungan Saguling di bagian utara. Studi ini menggunakan beberapa jenis data untuk analisis kerentanan longsoran, seperti data morfometri, tanah dan litologi, data zona sempadan (buffer), serta data distribusi longsoran. Metode statistik bivariate, regresi logistik, analisis diskriminan, SHALSTAB, dan SINMAP digunakan untuk menghasilkan peta kerentanan longsoran. Piksel berukuran 25x25 meter digunakan sebagai unit dasar analisis. Evaluasi kerentanan longsoran dilakukan dengan matriks korelasi, Indeks Area Sel (SCAI, Seed Cell Area Index), dan distribusi kumulatif dengan Luasan di Bawah Kurva (AUC, Area Under Curve). Metode statistik bivariate memiliki performa cukup baik dalam memprediksi kerentanan pada lokasi penelitian. Statistik multivariate cukup bagus dalam memprediksi parameter yang mengontrol terjadinya longsoran. Dalam penelitian ini parameter utama yang mengontrol kejadian longsoran adalah kemiringan lereng, litologi, tata guna lahan, dan ratio lempung (clay ratio). Metode statistik pada penelitian ini memiliki performa yang lebih bagus dari metode deterministik, yang terlihat dari nilai AUC. Ketidakpastian data dan unit skala (25x25 m per piksel) dalam analisis deterministic adalah sebab utama dari performa yang rendah.