digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizkiki Utami
PUBLIC yana mulyana

Salah satu komoditi utama perkebunan di Indonesia adalah teh atau Camellia sinensis (L.) Kuntze. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Provinsi Jawa Barat merupakan produsen utama daun teh di Indonesia yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman, makanan, ataupun kosmetika sehingga bagian yang tidak terpakai dari daun teh dapat menjadi limbah hasil produksi daun teh. Limbah daun teh mengandung banyak senyawa metabolit sekunder, salah satunya adalah kafein sehingga limbah daun teh dapat dimanfaatkan kembali untuk diisolasi. Limbah daun teh merupakan bahan baku yang cukup mudah diperoleh dari industri pengolahan teh sehingga mengisolasi kafein dari limbah sapuan daun teh dapat dilakukan sebagai alternatif untuk memperoleh kafein sebagai bahan baku obat. Beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan isolasi limbah daun teh dengan metode ekstraksi air subkritik, ekstraksi cair-cair, dan ekstraksi dengan bantuan ledakan uap. Oleh karena itu, pada penelitian ini, dilakukan isolasi kafein dari limbah daun teh dengan metode sublimasi. Limbah daun teh diperoleh dari hasil pengolahan daun teh hijau di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Jawa Barat. Metode sublimasi dipilih karena metode ini relatif murah, tidak menghasilkan banyak limbah, dan cepat. Selain itu, kafein bersifat mudah menyublim dan tahan panas sehingga cocok untuk disublimasi. Kadar kafein yang terkandung di dalam limbah adalah 0,13% ± 0,0017 yang ditetapkan menggunakan KLTdensitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kafein menyublim pada suhu 190°C. Isolat diperoleh dari sublimasi dengan rendemen 0,84% dan kemurnian 91,88% relatif terhadap pembanding kafein. Hasil uji kemurnian menggunakan KLT pengembangan tunggal dan KLT dua dimensi menunjukkan hanya satu bercak. Hasil karakterisasi isolat menggunakan KLT dengan penampak bercak spesifik Dragendorff dan spektroftometri inframerah menunjukkan bahwa isolat merupakan kafein.