digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Devica Winata
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - DEVICA WINATA
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kenaikan kebutuhan LPG Indonesia tidak diikuti dengan produksi LPG domestik yang setara. Pemerintah berencana mengembangkan dimetil eter (DME) sebagai alternatif LPG untuk mengatasi kekurangan pasokan LPG. PT X, sebagai penanggung jawab utama dalam mendistribusikan DME, perlu membuat rencana rantai pasok baru dari level strategis hingga operasional. Dalam penelitian terpisah, telah dirancang jaringan distribusi baru yang melibatkan satu pabrik, satu hub, dan tiga depot. DME akan disalurkan menggunakan kombinasi pipa dan truk ke 6 provinsi yang telah ditentukan. Dengan adanya jaringan distribusi baru, PT X perlu merancang strategi penjadwalan untuk mengoptimasi distribusi DME harian melalui pipa dan kapal yang dapat meminimalkan biaya operasional serta menjaga tingkat persediaan di atas standar coverage days sebesar 3 hari. Pemecahan masalah penjadwalan distribusi DME dilakukan dengan pendekatan mixed-integer linear programming (MILP) waktu diskrit. Permasalahan ini dikategorikan sebagai masalah produk tunggal, multi eselon, dan multi moda. Model optimasi memberikan dua keputusan yaitu waktu distribusi dan jumlah distribusi DME untuk setiap titik permintaan. Pencarian solusi dilakukan dengan PuLP solver menggunakan algoritma branch and bound (BB). Penyelesaian dengan algoritma branch and bound membutuhkan waktu yang terlalu lama sehingga digunakan stopping rule sebesar 5 jam. Selain itu, diusulkan dua algoritma heuristik, yaitu algoritma maksimasi kapasitas moda dan rolling horizon. Algoritma maksimasi kapasitas moda memaksimasi utilisasi kapasitas moda yang digunakan agar meminimasi biaya. Algoritma rolling horizon membagi rentang waktu penyelesaian menjadi lebih kecil untuk menghemat waktu komputasi. Algoritma maksimasi kapasitas moda menghasilkan solusi terbaik dengan upaya komputasi terendah. Algoritma tersebut menghasilkan jadwal distribusi dengan total biaya 21,042,566 USD/tahun atau 20.8 USD/ton. Distribusi melalui pipa dijadwalkan rata-rata setiap 2.6 hari sekali dengan ukuran pengiriman sebesar 8,153 ton/pengiriman. Total panggilan kapal sebesar 477 kali setahun dengan 170 kali ke Dumai, 177 kali ke Panjang, dan 130 kali ke Tel. Kabung. Interval waktu antardistribusi melalui pipa atau kapal dapat bervariasi dari 1 hari, 2 hari, atau bahkan 7 hari. Tingkat persediaan harian memenuhi standar coverage days sebesar 3 hari di semua titik permintaan. Sebuah alat pengoptimasi distribusi harian dikembangkan untuk PT X agar dapat menghasilkan jadwal distribusi DME harian. Terakhir, studi ini memberikan beberapa rekomendasi kepada PT X untuk memastikan kelancaran distribusi DME.