digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cekungan Khmer yang terletak di daerah lepas pantai Negara Kamboja merupakan daerah yang memiliki tatanan struktur yang kompleks, namun sangat berpotensi menghasilkan hidrokarbon. Di wilayah penelitian ini telah cukup banyak dilakukan akuisisi data bawah permukaan 2D dan beberapa pemboran. Dengan delapan sumur yang telah dibor dan lima sumur yang terbukti mengandung hidrokarbon, menjadikan cekungan Khmer sebagai salah satu daerah yang sangat layak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Sayangnya, hingga kini masih sedikit pembahasan lebih rinci mengenai cekungan Khmer yang sangat berguna dalam pengembangan usaha eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon di daerah ini, termasuk untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang timbul tentang keberhasilan ataupun kegagalan penemuan hidrokarbon pada suatu pemboran di wilayah cekungan Khmer. Daerah penelitian mencakup cekungan Khmer dan punggungan Khmer bagian timur. Data bawah permukaan 2D dan data pemboran dimanfaatkan untuk menjelaskan mekanisme pembentukan cekungan Khmer dan implikasinya terhadap eksplorasi hidrokarbon. Tahapan penelitian mencakup mempelajari tektonik dan stratigrafi regional, menentukan pola struktur yang berkembang dan susunan stratigrafi serta distribusi sedimentasi tiap lapisan dengan membuat peta stuktur kedalaman, membuat peta isopah, merekonstruksi penampang, serta membuat pemodelan cekungan (basin modeling). Dengan mempelajari pola penebalan dan penipisan yang ditunjukkan peta isopah, analisis penampang seismik, dan pendataran maka dapat ditafsirkan geometri cekungan dan ada atau tidaknya pengaruh struktur, kemudian dapat disimpulkan rezim yang terjadi pada daerah penelitian. Cekungan Khmer merupakan cekungan berumur Tersier. Terdapat sepuluh horison yang diiinterpretasi pada data seismik. Pola struktur yang terdapat di daerah penelitian cenderung berarah utara-selatan, terbentuk pada rezim ekstensional akibat proses pull apart pengaruh dari aktivitas sesar mendatar. Perkembangan cekungan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap pre rift (interval Batuan Dasar atau S-0), tahap syn rift (interval S I dan S II), dan tahap post rift (interval S III, S IV, S V, S VI, S VII, S VIII, dan S IX). Berdasarkan data sumur pemboran dan penampang seismik, diketahui adanya potensi batuan induk, potensi reservoir, potensi penutup, dan potensi perangkap di daerah penelitian. Dari hasil rekonstruksi penampang dan pemodelan cekungan, akumulasi hidrokarbon sangat dipengaruhi oleh migrasi hidrokarbon dan perkembangan struktur (perangkap hidrokarbon).