digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yasmin Salsabila
PUBLIC Alice Diniarti

Program Strategis Nasional yang dicanangkan pemerintah salah satunya adalah menyangkut Ketahanan Pangan. Ketahanan pangan menjadi agenda penting karena peningkatan penduduk Indonesia harus disertai dengan peningkatan produksi dalam negeri. Diversifikasi pangan perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, salah satunya melalui pengembangan porang. Keberadaan tanaman porang digaungkan menjadi sumber karbohidrat lain selain beras. Tumbuhan porang (Amorphophallus oncophyllus Prain) sinonim dengan Amorphophallus muelleri Blume dan Amorphophallus blumei Scott (Sumarwoto, 2005). Porang menjadi salah satu komoditas binaan Ditjen Tanaman Pangan menurut Rencana Strategis Ditjen Tanaman Pangan 2020-2024. Porang memiliki potensi teknologi dan komersial dalam berbagai industri mencakup pangan, farmasi, peternakan, medis, hingga industri energi. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan yang berpotensi cukup besar yang belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan yang belum termanfaatkan tersebut dapat menjadi lahan produktif untuk budidaya porang. Perlu dikaji lebih lanjut mengenai prospek budidaya porang dan gambaran peluang pengembangan dan pengolahan porang di Indonesia, sehingga bisa diestimasi potensi ekonomi dari budidaya porang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi umbi porang melalui sebuah model analisis menggunakan data mengenai elemen biaya budidaya porang, ketersediaan lahan, tingkat panen, serta analisis investasi menggunakan Internal Rate of Return (IRR). Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data dari sumber yang relevan, seperti petani porang, penelitian sebelumnya, dan literatur terkait. Data yang diperoleh mencakup biaya-biaya yang terlibat dalam budidaya porang, ketersediaan lahan yang tersedia, tingkat panen yang dicapai, serta data lain yang relevan untuk analisis investasi. Selain itu, penelitian ini juga mempertimbangkan beberapa skenario perubahan dalam faktor-faktor penting yang mempengaruhi budidaya porang, seperti perubahan harga jual porang dan katak, perubahan proporsi barang panen yang dijual dan tingkat keberhasilan panen. Dari beberapa skenario yang telah dilakukan, didapatkan bahwa budidaya paling menguntungkan saat harga jual umbi Rp 5.000,00 dan katak Rp 50.000 dan tingkat keberhasilan dijaga pada 100%. Penurunan tingkat keberhasilan serta harga jual umbi yang rendah mempengaruhi besaran IRR. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai aspek ekonomi dan finansial dari budidaya porang. Model analisis yang dirancang dapat digunakan sebagai alat yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi para petani, investor, dan pemangku kepentingan terkait. Selain itu, penelitian ini juga berkontribusi dalam pengembangan pengetahuan mengenai budidaya porang di Indonesia, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis pada analisis data yang kuat dan valid.