digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Freija Maharani Yasminnajla
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Perubahan penggunaan/tutupan lahan yang terjadi di Pulau Kalimantan memiliki kontribusi terbesar terhadap pengurangan luas hutan. Kepadatan penduduk yang tinggi, krisis air bersih, dan penurunan daya dukung lahan di Pulau Jawa menjadi salah satu penyebab pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Pembangunan ibu kota baru tidak terlepas dari kegiatan pembebasan lahan yang dapat meningkatkan konversi lahan. Dengan adanya perubahan tutupan lahan yang sudah terjadi, ditambah dengan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), menjadi ancaman bagi keanekaragaman hayati di Kalimantan. Untuk meminimalkan dampak negatif tersebut, perlu direncanakan program perlindungan flora dan fauna di Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola perubahan tutupan lahan pada keanekaragaman hayati di Kalimantan dan menganalisis lokasi yang cocok untuk kawasan lindung berdasarkan indeks jasa ekosistem, topografi, dan aksesibilitas. Dalam penelitian ini, keanekaragaman hayati direpresentasikan dengan indeks jasa ekosistem, sedangkan dampak pola perubahan penggunaan/tutupan lahan pada keanekaragaman hayati direpresentasikan oleh perubahan indeks jasa ekosistem pendukung biodiversitas. Analisis kawasan yang layak untuk kawasan lindung ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, (1) kelas indeks jasa ekosistem sangat tinggi dan tinggi, (2) terletak lebih dari 9 km dari arteri dan jalan kolektor, dan (3) dengan mempertimbangkan luas grid yang bertetanggaan. Indeks jasa ekosistem pada kelas tinggi, dan sedang mengalami penurunan sejak tahun 1990 – 2020, dan perubahan tutupan lahan yang mendominasi perubahan ini terjadi pada konversi kelas hutan menjadi pertanian lahan kering, perkebunan, dan vegetasi lainnya dengan nilai jasa ekosistem yang lebih rendah.