digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Cover Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 1 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 2 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 3 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 4 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 5 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Bab 6 Dimas H P 22008032.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi

Batuan induk yang selama ini dipercaya secara umum sebagai sumber hidrokarbon di sub-Cekungan Palembang adalah batuan lakustrin Formasi Lahat dan batuan fluvial-deltaik Formasi Talang Akar. Minyak di struktur Sopa dianggap sebagai akumulasi hidrokarbon yang termigrasi dari dalaman-dalaman lokal dan regional di sekitar struktur Sopa yang mengendapkan serpih Formasi Lahat dan Talang Akar. Berdasarkan fisiografi bawah permukaan yang diperoleh dari integrasi interpretasi data sumur dan data seismik, dalaman terdekat berjarak lebih dari 20 km, sehingga agak sulit menjelaskan mekanisme migrasi hidrokarbon dari dapur menuju reservoir. Selain itu struktur karbonat Sopa terletak di tinggian sejak Eosen hingga Miosen Tengah, akibatnya beberapa formasi pada rentang waktu tersebut tidak berkembang dengan baik, terutama Formasi Lahat dan Talang Akar. Dengan fakta ini, maka batuan karbonat Miosen Formasi Baturaja menumpang langsung di atas batuan dasar pra-Tersier. Tesis ini diarahkan untuk mengetahui potensi formasi lain yang berpotensi sebagai batuan induk yang mengisi hidrokarbon di Lapangan Sopa, yaitu Formasi Gumai. Selain berfungsi sebagai batuan penyekat, Formasi Gumai juga diperkirakan berperan sebagai batuan induk aktif. Untuk itu diperlukan pembuktian dan analisis logis geologi untuk memodelkan hipotesis tersebut. Hasil analisis geokimia yang komprehensif menunjukkan bahwa minyak di sumur Sopa berasal dari batuan induk yang diendapkan pada lingkungan transisi. Minyak Sopa berkorelasi positif dengan ekstrak bitumen dari Formasi Gumai yang diperkirakan diendapkan di lingkungan Laguna, sedangkan ekstrak bitumen dari Formasi Baturaja telah tercemar oleh hadirnya minyak sehingga tidak layak sebagai data yang valid untuk dianalisis lebih lanjut. Interpretasi data seismik ditampilkan dalam bentuk model geologi yang dapat memberi penjelasan mengenai mekanisme pematangan batuserpih Formasi Gumai dan mekanisme migrasinya. Evolusi tektonik di Cekungan Sumatera Selatan sejak Miosen Tengah hingga sekarang, telah mengakibatkan terbentuknya sesar-sesar naik dengan bagian blok bawah (foot wall) terpendam lebih dalam. Sebagian formasi Gumai di bagian foot wall telah mencapai zona pematangan. Evolusi tektonik ini juga menyebabkan posisi reservoir karbonat struktur sopa mengalami pemiringan (tilting), sehingga memudahkan proses migrasi hidrokarbon dari bagian yang lebih dalam ke bagian yang lebih dangkal. Dengan demikian Formasi Gumai dapat berperan sebagai batuan induk aktif di Lapangan Sopa. Dengan pembuktian potensi Formasi Gumai sebagai batuan induk aktif di Lapangan Sopa, diharapkan akan mampu membuka peluang baru eksplorasi hidrokarbon di area lainnya, dengan kondisi yang relatif sama. Model yang dibangun dapat digunakan sebagai analog untuk mendefinisikan batuan induk aktif dan yang lebih muda relatif terhadap reservoirnya.