digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalaman Berembang-Karangmakmur, Sub-Cekungan Jambi, merupakan wilayah PT Pertamina EP yang belum dieksplorasi secara intensif. Setelah dilakukan beberapa pengeboran, kecenderungan tingkat keberhasilan semakin menurun. Hal ini terlihat dari rasio sukses pada sumur-sumur eksplorasi sebesar 51%. Studi ini bermaksud untuk mengetahui aspek geokimia yaitu karakteristik dari hidrokarbon dan batuan induk area sekitar Dalaman Berembang-Karangmakmur. Di samping itu untuk mengetahui potensi batuan induk pada Formasi Gumai. Evaluasi pada studi ini menggunakan dua belas data sumur meliputi data batuan induk, gas dan minyak yang teranalisis. Karakteristik gas, minyak dan batuan induk ditentukan dari analisis tipe kerogen, Rock-Eval pirolisis, kromatografi gas, biomarker dari analisis kromatografi gas-spektrometri massa dan isotop karbon. Korelasi antara minyak dan minyak, minyak dan batuan induk, dan gas dan batuan induk yang diaplikasikan pada area studi dapat memberikan penjelasan keberadaan hidrokarbon. Pemodelan kematangan dan jalur migrasi hidrokarbon dapat mengkonfirmasi sejarah dari pembentukan dan migrasi hidrokarbon. Minyak dari Formasi Talang Akar dan Formasi Gumai dapat dibedakan berdasarkan analisis biomarker. Minyak pada Formasi Talang Akar secara umum diendapkan pada lingkungan fluvio-deltaik dan untuk Formasi Gumai diendapkan pada lingkungan marin. Berdasarkan analisis isotop karbon, gas yang terbentuk di area Dalaman Berembang-Karangmakmur termasuk dalam gas termogenik yang memiliki kematangan yang cukup tinggi. Batuan induk Formasi Talang Akar dan Formasi Gumai mempunyai kerogen tipe II dan III. Serpih dari Formasi Gumai merupakan endapan marin yang kaya dengan alga marin. Berdasarkan analisis biomarker, batuan induk Formasi Talang Akar sudah matang dan untuk Formasi Gumai baru memasuki awal matang. Korelasi batuan induk dari Formasi Gumai terhadap minyak yang dites pada Formasi Gumai menunjukkan korelasi yang baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada Formasi Gumai yang lebih dalam akan matang yang menghasilkan minyak yang terperangkap pada formasi tersebut. Hasil dari pemodelan 2D menunjukkan hidrokarbon yang dihasilkan dari dalaman lokal mengisi reservoir lokal (utara dan selatan) yang dipisahkan oleh sesar.