digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Merisa Serfa Nazar Imani A.
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Kasus kekerasan merupakan masalah yang sangat krusial dan terus meningkat di Indonesia, khususnya kasus kekerasan terhadap perempuan. Catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2020 mengungkapkan bahwa setidaknya terdapat 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan dengan jenis kekerasan terbanyak berupa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tingginya angka kasus KDRT jika tidak direspon dengan sikap pemerintah untuk menangani korban tentunya akan berpotensi untuk memperparah rasa trauma pada korban yang jika dibiarkan, akan mengarah ke potensi untuk mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD) hingga depresi. Peningkatan yang terjadi semata-mata bukan hanya karena makin maraknya kasus yang terjadi, juga dapat berarti bahwa makin banyaknya korban yang membutuhkan bantuan untuk dilindungi. Ironisnya, tempat perlindungan yang mereka butuhkan saat ini jumlahnya sangat terbatas dan belum ada pemaksimalan fungsi dan kualitas di dalamnya. Padahal, lingkungan merupakan faktor yang paling berperan besar dalam proses penyembuhan manusia. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan fasilitas rumah singgah yang terintegrasi dengan pelayanan rehabilitasi demi mendukung terwujudnya proses rehabilitasi yang optimal. Arsitektur terapeutik merupakan salah satu gagasan yang penting untuk menciptakan suatu lingkungan yang dapat mendukung optimalisasi proses rehabilitasi. Dengan adanya pemaksimalan kualitas dan fungsi dari segi keamanan, pemberdayaan, ditambah dengan lingkungan yang mendukung suasana terapeutik, diharapkan proyek ini menjadi rumah sementara yang dapat mewujudkan rasa aman serta nyaman bagi para penghuninya, menjadi rumah bagi mereka untuk bertransformasi dan bangkit dari trauma sehingga siap untuk kembali ke masyarakat.