digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Puti Osfiani Mawangi
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Permasalahan penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan yang gawat dan rumit. Salah satu upaya yang telah dan masih terus dilakukan oleh pemerintah dalam memerangi dan menurunkan angka penyalahgunaan narkoba yaitu dengan mengadakan rehabilitasi. Proyek yang berlokasi di Jalan Bukit Sentul, Desa Sentul, Kabupaten Bogor ini memiliki tujuan utama yaitu merancang fasilitas rehabilitasi yang dapat mewadahi keberlangsungan tahap rehabilitasi medis dan/atau sosial dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang dialami oleh pecandu narkoba. Pasien rehabilitasi pecandu narkoba rawan mengalami stres. Stres pada pasien ini dapat menimbulkan reaksi yang apabila dibiarkan dapat mengakibatkan proses rehabilitasi terganggu. Faktor-faktor penyebab stres pada pasien rehabilitasi pecandu narkoba antara lain yaitu adanya stigma buruk baik terhadap pasien maupun fasilitas rehabilitasi, kesulitan beradaptasi, adanya perasaan jenuh dan terkekang, serta kekhawatiran pasien akan masa depannya dan keluarganya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dibutuhkan desain fasilitas rehabilitasi narkoba yang tidak memiliki kesan kaku, mengintimidasi, dan terlalu institusional. Desain fasilitas rehabilitasi juga perlu mendorong terjadinya interaksi sosial antar pasien dalam fasilitas rehabilitasi serta membantu pasien berinteraksi dengan komunitas masyarakat. Selain itu, desain fasilitas rehabilitasi juga perlu memiliki desain lingkungan fisik yang mendukung pemulihan pasien. Persoalan de-institusionalisasi fasilitas rehabilitasi dijawab dengan konsep bentuk dan tampilan fisik bangunan yang lebih intim, dinamis, dan hangat. Persoalan pembentukan komunitas dan interaksi sosial diselesaikan dengan mengadakan fungsi workshop center dan galeri serta menyediakan dan membuat strategi penempatan ruang-ruang interaksi. Sedangkan, persoalan lingkungan therapeutic diselesaikan dengan mengeliminasi stressor lingkungan, menyediakan konektivitas fisik dan visual dengan alam, membuat distraksi positif, mengadakan horticultural therapy, serta memberikan privasi dan personal control kepada pasien.