digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Najma Fadhia
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Najma Fadhia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia dengan nilai ekonomis tinggi di pasar global. Produksi kopi di Indonesia mencapai 762 ribu ton pada tahun 2020 dengan produktivitas sebesar 811 kg/ha. Sayangnya, ekspor produk olahan kopi masih rendah. Salah satu produk olahan kopi yang populer karena rasa, efek penambah energi, dan kemudahan penyimpanannya adalah kopi instan. Di Indonesia sendiri, tren konsumsi kopi semakin meningkat dan diestimasikan akan terus meningkat hingga 3,07%. Tahapan penting dalam produksi kopi instan bubuk adalah proses pemekatan. Metode pemekatan kopi yang umum digunakan adalah evaporasi dan pengeringan beku. Namun, metodemetode tersebut memiliki kekurangan seperti hilangnya senyawa penting kopi dan pengadaan alat yang mahal. Teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pemekatan kopi adalah teknologi distilasi membran osmosis (DMO). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memekatkan kopi dari ekstrak kopi bubuk dengan menggunakan distilasi membran osmosis. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur, laju alir, dan konsentrasi larutan pelucut terhadap proses pemekatan kopi, serta menentukan ada tidaknya fenomena fouling dan wetting dalam proses pemekatan kopi menggunakan DMO. Penelitian dilakukan dengan variasi temperatur 40°C dan 55°C, variasi laju alir pelucut sebesar 0,5 ml/s dan 1,5 ml/s, dan variasi konsentrasi aliran pelucut berupa kalsium klorida sebesar 2 M dan 6 M. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 23 dengan tempuhan titik tengah sebanyak tiga kali. Hasil percobaan pendahuluan menunjukkan bahwa ketiga faktor percobaan memiliki pengaruh terhadap fluks permeat, sehingga faktor-faktor tersebut digunakan sebagai faktor percobaan utama. Hasil percobaan utama menunjukkan bahwa temperatur berpengaruh secara signifikan terhadap performa DMO dan seluruh parameter kualitas kopi. Laju alir tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap performa DMO maupun parameter kualitas kopi. Konsentrasi larutan pelucut berpengaruh secara signifikan terhadap performa DMO dan total padatan terlarut. Interaksi dari temperatur dan konsentrasi larutan pelucut berpengaruh signifikan terhadap performa DMO dan senyawa fenolik, interaksi temperatur dan laju alir berpengaruh signifikan terhadap derajat pemekatan, dan interaksi dari tiga faktor percobaan berpengaruh signifikan terhadap derajat pemekatan kopi. Setelah pemekatan dilakukan selama empat jam, fouling baru mulai terbentuk dan tidak ada wetting yang terdeteksi.