BWP Kota Baru Patimban di Kabupaten Subang dibangun sebagai kota pelabuhan
yang mendukung aktivitas perkotaan dan aktivitas kepelabuhanan dari Pelabuhan
Internasional Patimban, yang diharapkan dapat mengimbangi beban Pelabuhan
Tanjung Priok dan menggerakkan ekonomi Jawa Barat, khususnya Kawasan
Metropolitan REBANA. Pembangunan tersebut diperkirakan akan meningkatkan
jumlah penduduk hingga lima kali lipat dan memunculkan kawasan industri,
kawasan transportasi, dan permukiman perkotaan di area yang saat ini merupakan
kawasan perdesaan, yang dipercaya dapat meningkatkan level keterpaparan terkait
bencana inundasi pesisir yang semakin diperparah oleh perubahan iklim di masa
depan. Penelitian ini mencoba mengestimasi nilai keterpaparan populasi (jumlah
penduduk terpapar) dan keterpaparan aset (jenis dan nilai ekonomi kelas lahan)
pada skenario terburuk untuk tiap level bahaya di tiap desa per sel grid ukuran 10
meter dengan mempertimbangkan perubahan kelas lahan dan kelas bahaya pada
tahun 2023 dan tahun 2040. Kondisi masa depan diestimasi dengan asumsi kondisi
ideal berdasarkan RDTR BWP Kota Baru Patimban Tahun 2020-2040. Nilai
keterpaparan didapatkan melalui analisis spasial dengan disagregasi populasi
spasial jenis dasimetrik kategorikal yang menggunakan input data tutupan lahan,
penggunaan lahan, dan rencana pola ruang, serta bobot densitas populasi untuk
mengatasi keterbatasan resolusi data di Indonesia serta penentuan nilai kelas lahan
dari data NJOP serta studi literatur untuk mendapatkan nilai paling baru dan akurat.
Penelitian ini menyajikan estimasi resolusi tinggi yang memperlihatkan adanya
peningkatan kedua jenis keterpaparan di BWP Kota Baru Patimban, yaitu sebesar
23,7 kali lipat untuk populasi dan 1,7 kali lipat untuk nilai aset dari tahun 2023 ke
2040. Hasil tersebut menggarisbawahi pentingnya integrasi pertimbangan dan
upaya adaptasi terkait bencana pesisir pada kota pelabuhan BWP Kota Baru
Patimban untuk menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan, salah
satunya melalui penyesuaian peta rencana pola ruang dan peraturan zonasi pada
area terpapar. Penelitian ini juga menyajikan metode estimasi keterpaparan baru
yang dapat diterapkan pada kota-kota pesisir dan kota pelabuhan lain di Indonesia.