digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reza Akbar Attariq
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Perubahan iklim menjadi isu penting yang tak pernah menghilang dari waktu ke waktu. Dampak dari perubahan iklim adalah kenaikan temperatur. Kenaikan temperatur di permukaan bumi akan menyebabkan banyak dampak negatif bagi manusia. Dampak yang dialami tersebut adalah berkurangnya produktivitas, kemampuan fokus, dan kinerja orang tersebut. Peningkatan termperatur akan menyebabkan ketidaknyamanan yang berdampak besar terhadap pelajar dan mahasiswa karena kenyamanan merupakan komponen penting dan harus diperhatikan ketika menetapkan ruangan yang akan digunakan oleh pelajar dan mahasiswa. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa temperatur dan kenyamanan memiliki keterkaitan serta saling bergantung satu sama lain. Visi Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Cirebon adalah mengubah kampus menjadi hijau dan canggih dengan bantuan teknologi untuk pengembangan akademik. Meskipun demikian, AC tetap digunakan untuk menciptakan kenyamanan termal buatan. Walaupun begitu, kondisi nyaman di dalam bangunan ITB Kampus Cirebon tetap terpenuhi, karena Kabupaten Cirebon memiliki temperatur yang cukup tinggi menurut analisis klimatologi. Kondisi klimatologi Kabupaten Cirebon masih memungkinkan untuk dilakukan optimalisasi kenyamanan termal tanpa memanfaatkan penghawaan buatan. Optimalisasi kenyamanan termal sangat penting untuk produktivitas pengguna ruang berdasarkan studi kasus yang telah dipelajari. Namun, masalah yang timbul adalah apakah optimalisasi kenyamanan termal dapat dicapai tanpa menggunakan penghawaan buatan? Mengingat penggunaan energi yang besar dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca. Passive design adalah konsep perancangan untuk memaksimalkan kenyamanan temperatur tanpa memanfaatkan sistem kontrol temperatur buatan. Penggunaan passive design untuk meningkatkan kenyamanan termal dapat diterapkan pada ventilasi buatan agar angin yang masuk akan menurunkan temperatur saat temperatur udara di dalam ruangan terlalu tinggi. Passive design juga dapat diterapkan pada bangunan gedung hijau dengan memanfaatkan alam sebagai sumber energi seperti sinar matahari dan angin, untuk menyejukkan serta menghangatkan ruangan. Tujuan utama dari passive design adalah meningkatkan efisiensi energi serta menurunkan emisi gas rumah kaca. Proyek tersebut memiliki tujuan untuk membuat gedung kuliah yang nyaman secara temperatur dan dapat meningkatkan kemampuan produktivitas mahasiswa yang belajar di kampus tersebut. Salah satu cara untuk memberikan kepuasan bagi pengguna adalah mencapai optimalisasi kenyamanan termal sebagai bentuk implementasi dari konsep green campus. Persoalan perancangan dibagi menjadi dua, yaitu efisiensi penggunaan energi sebagai bentuk dari adaptasi perubahan iklim dan optimalisasi kenyamanan termal. Perancangan bangunan dilandasi dengan Peraturan PUPR Nomor 21 tahun 2021, SNI 03-6573-200, dan teori dari buku berjudul Manual of Tropical Housing and Building. Peraturan PUPR Nomor 21 tahun 2021 digunakan untuk menjawab persoalan penggunaan efisiensi energi, sedangkan buku Manual of Tropical Housing and Building digunakan untuk menjawab persoalan kenyamanan termal. SNI 03-6573-200 berfungsi untuk menetapkan standar-standar kenyamanan termal. Perhitungan perkiraan efisiensi energi dilakukan dengan EDGE APP untuk menentukan seberapa efisien bangunan dalam penggunaan energi. Beberapa faktor yang dilakukan untuk efisiensi energi bangunan ini antara lain adalah penggunaan solar panel, pengaturan rasio window to wall, dan penggunaan green roof. Labtek 2 memiliki efisiensi energi 62.71 %, sedangkan pada Labtek 3 memiliki efisiensi energi 38.9%.