Konsep TOD merupakan konsep yang memusatkan pembangunan yang padat dan
ramah pejalan kaki di dekat stasiun transit yang salah satu tujuannya adalah
mendorong penggunaan angkutan umum massal perkotaan. Penerapan konsep ini
telah dilakukan di Indonesia, salah satunya di DKI Jakarta yang secara hukum
telah ditetapkan beberapa kawasan pengembangan TOD khususnya di koridor
MRT dan KRL Commuter Line. Tiap kawasan memiliki karakteristik
pengembangannya, namun belum diketahui karakteristik TOD seperti apa yang
dapat mempengaruhi jumlah penumpang angkutan umum. Studi empiris terdahulu
memiliki kelemahan pada pemilihan sampel dan variabel yang terbatas. Studi ini
memperkaya dengan menambahkan studi kasus kawasan TOD stasiun lainnya
yaitu stasiun KRL dan meninjau ulang variabel terkait karakteristik TOD. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel terkait karakteristik
TOD (Transit Oriented Development) yang berpengaruh terhadap jumlah
penumpang kereta melalui studi kasus pada kawasan TOD MRT & KRL DKI
Jakarta. Data diperoleh dari data sekunder, observasi wilayah dan wawancara serta
dari tinjauan literatur. Metode analisis data dimulai dengan tinjauan variabel
terkait karakteristik TOD yang berpengaruh terhadap jumlah penumpang kereta
melalui tinjauan literatur. Kemudian, dilakukan kajian kondisi empiris variabel
terkait karakteristik TOD berbasis kereta pada kawasan TOD MRT Fase 1 & KRL
DKI Jakarta untuk dilakukan analisis regresi berganda pada data time series dalam
kurun waktu 5 tahun dari tahun 2019-2023 pada 13 stasiun. Terdapat 3 Metode
analisis regresi yang digunakan yaitu metode forward robust, stepwise forward
robust, dan stepwise backward robust yang diolah dengan bantuan software
STATA 14. Dari hasil tinjauan literatur diperoleh 16 variabel independen yang
terkait dengan karakteristik TOD yang dikelompokkan ke dalam kelompok
Transit, Oriented, dan Development. Lalu, diperoleh juga kondisi empiris dari
setiap kawasan berbeda-beda dan berubah seiring berjalannya waktu. Dari model
regresi yang dihasilkan, ketiga metode memiliki R-Squared yang berbeda-beda,
dengan tertinggi sebesar 56,51%, untuk metode forward robust. Adapun metode
stepwise forward robust sebesar 41,84% dan stepwise backward robust sebesar
54,37%. Ketiga metode layak dan dapat digunakan berdasarkan hasil uji asumsi
klasik. Diperoleh secara keseluruhan terdapat 7 variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap jumlah penumpang kereta api yaitu jumlah pemberhentian
bus, kepadatan persimpangan di dalam kawasan TOD, ketersediaan jalur pejalan
kaki, ketersediaan tempat parkir sepeda, keragaman guna lahan (diversity),
kepadatan kawasan (density), dan campuran penggunaan lahan (land usemixedness). Variabel keragaman guna lahan memiliki pengaruh terbesar dari
semua variabel tersebut. Oleh karena itu, pembangunan di kawasan TOD MRT &
KRL saat ini perlu mempertimbangkan beberapa variabel yang signifikan tersebut.