digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Cornelius Francis Jayadi
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Beberapa tahun belakangan ini, terjadi peningkatan pesat jumlah investor di Indonesia akibat pandemi COVID-19 serta maraknya konten mengenai keuntungan investasi di media sosial. Walaupun investasi saham dan waran menjadi salah satu pilihan yang seharusnya menarik, namun reksa dana menjadi pilihan utama bagi investor pemula. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model portofolio saham menggunakan alokasi Black-Litterman yang melibatkan opini/pandangan investor mengenai return suatu saham. Penelitian portofolio saham ini mengacu pada reksa dana Sucorinvest Equity Fund dan menggunakan 10 (sepuluh) saham dengan proporsi terbesar per 28 April 2023. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan portofolio waran terstruktur yang analisisnya dilakukan terpisah dengan portofolio saham. Waran terstruktur menjadi salah satu instrumen investasi yang cocok bagi investor dengan modal minim dan ini baru diperkenalkan di Indonesia pada September 2022 sehingga penelitian mengenai waran terstruktur ini menjadi hal yang menarik. Berdasarkan hasil penelitian dan asumsi-asumsi yang digunakan, return portofolio saham yang dikonstruksi dengan model Black-Litterman memberikan return yang cukup memuaskan dan berhasil mengungguli return dari reksa dana acuan. Sementara itu, portofolio waran terstruktur call yang dikonstruksi menghasilkan return negatif yang disebabkan oleh harga pelaksanaan dan harga penawaran yang terlalu tinggi. Hal ini mengindikasikan harga waran terstruktur yang ditawarkan oleh penerbit saat ini, masih terlalu mahal dan peluang investor mendapatkan keuntungan sangat kecil. Namun di masa mendatang, waran terstruktur mungkin menjadi instrumen yang menarik dan layak untuk dicoba.