2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Abstract
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Chapter 1
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Chapter 2
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Chapter 3
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Chapter 4
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Chapter 5
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] -References
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2015 SK PP Muhammad Dzaki Naufal [19012045] - Full Text.pdf
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa
Investasi yang bertanggung jawab secara sosial (SRI) telah menjadi terkenal dalam sepuluh tahun belakangan ini, hal ini dikarenakan bertambahnya kepedulian dunia terhadap isu sosial dan lingkungan yang dapat menyebabkan resiko besar dikemudian harinya. Seperti yang kita saksikan, ekploitasi berlebihan terhadap alam menyebabkan lebih banyak bencana alam terjadi, yang mana menyebakan bahaya dan resiko yang lebih besar kepada kita. Dalam usaha untuk mencegah bertambahnya efek negatif dari aktivitas bisnis yang kita lakukan, dewasa ini masyarakat lebih cenderung untuk ikut mempertimbangkan isu sosial dan lingkungan dalam membuat keputusan bisnis dan investasinya. Disamping itu produk investasi SRI tidak hanya penting bagi investor SRI yang memiliki motif sosial dalam berinvestasi namun juga terhadap investor konvensional, hal ini dikarenakan produk investasi konvensional terbukti lebih beresiko dibandingkan dengan produk investasi SRI. Kepedulian terhadap investasi SRI juga ikut tumbuh di Indonesia, hal ini ditunjukan dengan dibuatnya indeks saham berbasis sosial dan lingkungan yang diluncurkan pada tahun 2009 dengan nama indeks SRI-KEHATI.
Bertambahnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap isu sosial, lingkungan dan investasi yang bertanggung jawab secara sosial membuat kami bertanya apakah reksa dana konvensional juga melakukan investasi kepada perusahaan yang memiliki performa sosial yang tinggi. Lebih jauh, penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di Indonesia hanya berkisar pada performa keuangan reksa dana konvensional maupun SRI dan belum ada penelitian yang meniliti mengenai performa sosial dari reksa dana konvensional serta faktor – faktor yang mempengaruhinya. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari performa sosial yang dimiliki oleh reksa dana konvensional di Indonesia.
Untuk melakukan penilaian tersebut, kami menggunakan dua indeks saham yang berbasiskan sosial ataupun lingkungan yang ada di Indonesia. Indeks tersebut adalah ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) dan SRI – KEHATI. ISSI adalah indek saham yang berbasiskan pada perusahaan yang memiliki aktivitas bisnis yang sesuai dengan hukum Islam, sedangkan SRI – KEHATI adalah indeks saham yang pemilihan konstituennya berdasarkan prinsip – prinsip investasi yang bertanggung jawab secara sosial yang dianut dunia. Kami memilih kedua indeks ini sebagai alternatif pengukuran performa sosial dari reksa dana konvensional Indonesia, hal ini dikarenakan belum adanya pusat data yang mengurutkan nilai performa sosial dari perusahaan yang terdapat di Indonesia. Periode penelitian kali ini hanya berkisar pada data tahun 2012, hal ini dikarenakan terbatasnya data yang tersedia. Oleh karenanya penelitian kami terbatas dikarenakan metode pengukuran dan periode penelitian yang kami lakukan. Lebih dalam kami meneliti apakah ada hubungan antara karakteristik dari manager investasi, seperti jenis kelamin dan latar belakang pendidikan dengan performa sosial dari reksa dana konvensional di Indonesia. Karena dari banyak penelitian sebelumnya ditemukan bahwa karakteristik dari manager investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi maupun performa dari reksa dana tersebut.
Hasil perhitungan regresi kami menunjukan bahwa tidak ada hubungan antar manager investasi yang berjenis kelamin perempuan dengan keputusan berinvestasi di perusahaan yang memiliki performa sosial tinggi. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan kurangnya manager investasi perempuan di Indonesia, atau hal ini bisa terjadi dikarenakan jenis kelamin memang tidak berpengaruh terhadap performa sosial reksa dana konvesional di Indonesia. Namun kami menemukan bahwa manager investasi dengan gelar pascasarjana tapi tidak harus berasal dari institusi pendidikan luar negeri cenderung untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki performa sosial yang tinggi, Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi gelar seseorang semakin membuat mereka perduli terhadap isu sosial maupun lingkungan yang ada. Kami juga menemukan bahwa semakin tua umur dari reksa dana tersebut semakin cenderung mereka untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki performa sosial yang tinggi, yang mana hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki performa sosial tinggi memiliki resiko yang lebih kecil dan harapan akan performa yang lebih baik dikemudian harinya.
Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada investor yang tertarik untuk berinvetasi ke reksa dana konvensional namun tetap memiliki performa sosial yang tinggi dan memberikan bukti ilmiah akan faktor yang mempengaruhi performa sosial dari suatu reksa dana. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan di negara lain yang memiliki proporsi manajer investasi perempuan yang lebih banyak, sehingga kita dapat menemukan bukti yang lebih signifikan akan hubungan antara jenis kelamin manager investasi dengan performa sosial dari reksa dana konvensional.