Abstrak Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 6 Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran Astika Pamumpuni 22007310.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Reservoir rekahan alami merupakan salah satu reservoir yang telah terbukti
produktif di berbagai lapangan minyak bumi. Batugamping merupakan salah satu
batuan reservoir yang kerap berperan sebagai reservoir rekahan alami. Namun
demikian, masih terdapat banyak masalah yang belum dimengerti dengan baik.
Gunung Guha merupakan salah satu singkapan batugamping Formasi
Rajamandala yang tersingkap dengan baik akibat aktivitas penambangan,
sehingga cukup baik untuk melakukan studi tentang batugamping. Penelitian ini
bertujuan mengetahui karakter rekahan dan pengaruh fasies batugamping terhadap
distribusi rekahan di Gunung Guha. Hasil dari penelitian tersebut kemudian
digunakan sebagai masukan pada pemodelan rekahan menggunakan metode DFN
(Discrete Fracture Network).
Metode pengambilan data rekahan dengan menggunakan scanline telah dilakukan
pada empat tempat di Gunung Guha, dengan jumlah pengukuran rekahan
sebanyak 1360 rekahan. Rekahan tersebut berupa rekahan terbuka (367 rekahan),
rekahan gerus (26 rekahan) dan stylolit (1210 rekahan). Fasies batugamping pada
lokasi scanline berupa fasies domal platycoral bindstone dan platycoral
bindstone.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa stilolit merupakan rekahan yang paling
banyak dijumpai. Dengan menggunakan kurva power law, didapatkan angka
fraktal dari spasi rekahan antara -0.5 hingga -2.0. intensitas rekahan yang
didapatkan mencapai 35 rekahan per meter. Stilolit hadir dengan dua orientasi,
paralel dan tegaklurus bidang perlapisan. Rekahan terbuka yang tegak lurus
terhadap bidang perlapisan juga teramati pada lokasi Gunung Guha. Hasil analisis
memperlihatkan bahwa fasies domal platycoral bindstone memiliki rekahan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan fasies platycoral bindstone. Pemodelan
rekahan dengan metode DFN dilakukan dengan parameter-parameter yang
dihasilkan dari analisis rekahan sebagai masukan utama. Parameter tersebut
adalah strain, jarak terhadap sesar dan fasies. Porositas rekahan yang dihasilkan
dari pemodelan DFN memiliki nilai rata-rata sebesar 2,7%.