2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 5
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 6
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 7
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-BAB 8
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
2008 TA PP ALFA ADIB ASH SHIDDIQI 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan
Tinjauan Perancangan Jalan Tol Semarang-Bawen, Alfa Adib A(15004144),
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi
Bandung, 2008.
Jalan Arteri Semarang-Bawen yang melewati Kabupaten Ungaran merupakan jalur
penghubung antara kawasan utara Jawa Tengah dengan kawasan selatan Jawa Tengah dan
DIY. Saat ini kondisi lalu lintas di beberapa ruas sudah cukup padat dengan nilai derajat
kejenuhan (perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan) lebih dari 0,8.
Untuk itu, agar pergerakan lalu lintas utara-selatan tidak terganggu, harus dilakukan upaya
penambahan kapasitas, langkah yang diambil adalah pembangunan Jalan Tol Semarang-
Bawen.
Kondisi medan yang berbukit-bukit dengan kemiringan yang terjal merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perancangan jalan tol ini. Pemilihan trase
harus dilakukan dengan pengkajian yang menyeluruh agar jalan tol bisa dibangun sesuai
dengan persyaratan standar jalan tol dan dengan pertimbangan efisiensi biaya. Desain
Geometrik yang baik harus bisa mempertahankan kecepatan rencana dan nyaman serta
aman bagi pengguna jalan. Alinemen vertikal dan horizontal harus memperhatikan
ketentuan yang berlaku pada standar.
Selain mengenai aspek geometrik, perencanaan perkerasan juga dibahas dalam
tugas akhir ini, perkerasan yang dipakai adalah perkerasan kaku dengan pelat beton setebal
24 cm. Dalam laporan ini ditambahkan pula perencanaan drainase permukaan dengan
perancangan saluran samping secara detail dan analisa pemilihan desain. Kemudian dari
hasil desain tersebut dihitung volume pekerjaan untuk menghasilkan nilai biaya konstruksi.
Perbedaan Trase yang dipilih terjadi karena desain lebih memprioritaskan pada
optimasi alinemen vertikal, sehingga jumlah tikungan dan sudut tikungan lebih besar
namun jumlah pekerjaan tanah lebih sedikit. Pada desain perkerasan kaku, tebal pelat beton
yang didapatkan lebih tipis dibandingkan dengan desain yang ada. Desain perkerasan
menggunakan Pedoman Perencanaan Jalan Beton Semen, tahun 2003 dari Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Lain halnya dengan desain drainase, tidak terdapat
perbedaan signifikan desain hasil akhirnya. Perbedaan yang ada pada kemiringan talud
yaitu 1:1,5 dengan 1:2 terjadi karena konsultan lebih memperhatikan kemudahan
pelaksanaan konstruksi sedangkan di laporan ini lebih mengacu pada nilai teoritis standar.