Formasi Rajamandala di daerah Padalarang Jawa Barat merupakan formasi batuan
karbonat terutama disusun oleh batugamping yang diendapkan pada umur
Oligosen Akhir - Miosen Awal. Formasi ini mengandung organisme khas seperti
foraminifera besar, koral dan alga yang memerlukan beberapa persyaratan ekologi
tertentu untuk berkembang. Dalam penelitian ini identifikasi foraminifera besar
dan fosil asosiasinya dilakukan untuk membuat model biofasies Formasi
Rajamandala.
Sebanyak 70 perconto sayatan tipis diambil dari singkapan batuan karbonat yang
merupakan representasi distribusi fasies karbonat Formasi Rajamandala.
Berdasarkan analisis petrografi, 70 perconto tersebut dapat dikelompokkan pada
enam fasies yang berhubungan dengan enam standard facies belt Wilson (1975).
Kandungan foraminifera besar dan fosil asosiasinya diuji dengan aplikasi
multivariate analysis (cluster analysis, indicator value dan principal componen
analysis) untuk menentukan biofasies, kumpulan dan taksa penciri masing-masing
fasies batuan karbonat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya enam biofasies dengan beberapa
taksa/genus penciri masing-masing fasies antara lain: (1) open sea shelf facies,
taksa pencirinya adalah foraminifera plangtonik; (2) deep shelf margin facies,
taksa/genus pencirinya adalah foraminifera plangtonik, Cycloclypeus, Operculina,
Heterostegina, Amphistegina dan Spiroclypeus; (3) foreslope facies, taksa/genus
pencirinya adalah Lepidocyclina, Miogypsinoides, Pararotalia dan Spiroclypeus;
(4) organic buildup, taksa pencirinya adalah koral; (5) open platform facies
ditandai dengan kumpulan taksa kelompok Quinqueloculinids (Quinqueloculinids
tidak terdeterminasi dan Austrotrillina), Pararotalia, koral dan alga; (6) restricted
platform/lagoon facies taksa/genus penciri adalah kelompok Quinqueloculinids
(Quinqueloculinids tidak terdeterminasi dan Austrotrillina) dan Borelis.