abstrak iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover_abstrak_daftar isi.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 1 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 2 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 3 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 4 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 5 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi bab 6 iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi daftar pustaka iwan setiawan 22005005.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi lampiran.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Penelitian mineralisasi hidrotermal di daerah Pacitan dan sekitarnya dilakukan untuk
menyusun model mineralisasi berdasarkan data mineralogi dan kimia batuan volkanik.
Daerah Pacitan dan sekitarnya yang terletak pada jalur Pegunungan Selatan Jawa Timur,
secara tektonik terbentuk di dalam Busur Magmatik Sunda telah mengalami paling tidak
tiga kali aktifitas magmatik, yang menghasilkan batuan-batuan volkanik dengan
komposisi yang bervariasi. Aktifitas magmatik dan proses tektonik yang kompleks di
daerah ini, akan membentuk mineralisasi yang kompleks dan bervariasi. Dengan
demikian, maka studi mineralisasi di daerah Pacitan dan sekitarnya menjadi penting.
Daerah Pacitan dan sekitarnya disusun oleh batuan-batuan volkanik yang sebanding
dengan Formasi Mandalika dan batuan sedimen dari Formasi Arjosari. Keduanya
memiliki hubungan menjemari dan dibentuk pada kala Oligo-Miosen. Tiga kelompok
umur batuan teridentifikasi berdasarkan hasil pentarikhan umur radiometri menggunakan
metode K-Ar dan fission track yaitu antara 29-34 juta, 12-17 juta, dan kurang dari 3 juta
tahun. Kelompok batuan tersebut menghasilkan batuan dasit, diorit, serta lelehan basalt,
kemudian andesit sampai basalt, dan andesit.
Pola struktur berupa sesar mendatar baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya,
berhubungan dengan kehadiran mineralisasi, berupa urat termineralisasi dan sebaran bijih
pada batuan dinding seperti Tegalombo dan Kasihan.
Secara petrografi daerah Pacitan terdiri dari batuan beku volkanik berkomposisi basaltikandesitik, tuf kristal, quartz arenit, lithic arenit, batuan terubah (altered rock) dan urat
kuarsa. Proses ubahan membentuk zona batuan ubahan propilitik, subpropilitik, filik,
argilik, argilik lanjut, dan potasik, yang berasosiasi dengan mineralisasi bijih pirit, magnetit, kalkopirit, sfalerit, dan kovelit. Penyebaran zona propilitik yang luas, sebagian
terubah ulang (overprint) oleh argilik, filik dan potasik, yang tersingkap berupa jendelajendela kecil di dalam zona propilitik. Ini mengindikasikan pengaruh beberapa kali
aktifitas hidrotermal di daerah ini.
Proses hidrotermal di daerah ini dipengaruhi oleh fluida hidrotermal yang kaya air
dengan salinitas rendah sampai menengah (0,1-14,6) % berat NaCl ekuivalen, di daerah
Pacitan dan Arjosari, sedangkan untuk daerah Tegalombo dan Tulakan (Kasihan)
memiliki salinitas menengah sampai tinggi (6,9-25,8) % berat NaCl ekuivalen. Tipe
mineralisasi adalah epitermal sulfidasi rendah untuk daerah Pacitan, Arjosari, dengan
suhu homogenisasi (225-250)°C. Transisi sistem epitermal dengan mesotermal di daerah
Kedung Grombyang dan kali Grindulu – Tegalombo, dengan suhu homogenisasi (200-
290)°C dan >350°C, dan tipe epitermal yang berhubungan dengan porfiri dengan kisaran
suhu (210-340)ºC, untuk daerah Tulakan (Kasihan). Pembentukkan mineralisasi pirit dan
kalkopirit, dicirikan pula oleh pengkayaan Cu dan Mo (kasus kali Grindulu-Tegalombo).
Menurut peneliti terdahulu, fakta seperti ini merupakan indikasi keterlibatan batuan asal
kontinental.
Hasil analisis unsur utama (major elements) menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
dikategorikan telah terubah. karena memiliki nilai LoI atau H2O+ yang tinggi (lebih besar
dari 2% berat). Sehingga pengeplotan data SiO2 dengan unsur oksida utama (major
elements) pada diagram Harker memperlihatkan pola korelasi yang tidak jelas.
Pengeplottan data diagam laba-laba unsur jejak (trace elements) dan unsur tanah jarang
(rare earth elements) memperlihatkan trend pola-pola yang dihasilkan oleh suatu proses
fraksinasi magma. Seluruh sampel memperlihatkan karakter yang sama.
Studi ini secara ilmu pengetahuan memberikan gambaran mengenai kondisi geologi,
karakter mineralogi batuan terubah, karakter kimia batuan dan tipe mineralisasi yang
terjadi di daerah penelitian. Indikasi mineralisasi yang berhubungan dengan tipe porfiri
terdapat di Kasihan/Tulakan, Kedung Grombyang dan kali Grindulu-Tegalombo, tipe
epitermal-mesotermal di sekitar Pacitan, dan epitermal dijumpai di Banyuanget yang
ditunjukkan oleh kehadiran mataair panas. Hasil studi ini juga dapat memberikan manfaat
bagi dunia pertambangan yaitu membantu menyusun rencana strategi eksplorasi,
terutama untuk membatasi daerah-daerah termineralisasi.