digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

BAB1 Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

BAB2 Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

BAB3 Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

BAB4 Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

BAB5 Ahmad Hamdani
EMBARGO  2026-06-09 

Jawa Barat merupakan provinsi penghasil kopi arabika di Indonesia. Salah satu daerah penghasil kopi arabika di Jawa Barat adalah Sukabumi. Namun, informasi kimiawi kopi arabika Sukabumi masih sangat terbatas di literatur. Pada penelitian ini, profil metabolit biji hijau kopi arabika yang diperoleh dari berbagai perkebunan di Sukabumi, yaitu Ciayunan, Pondok Halimun, dan Selabintana dievaluasi dengan metabolomik berbasis 1H NMR. Sampel biji kopi hijau digiling, diekstraksi dengan D2O dan diukur dengan spektroskopi NMR. Spektra 1H NMR yang dihasilkan, diolah dan dievaluasi dengan analisis data multivariat yang menggunakan Orthogonal Partial Least Square Discrimant Analysis (OPLS-DA) sebagai model utamanya. Secara keseluruhan, 19 metabolit berhasil diidentifikasi pada spektra 1H NMR, termasuk kafein, trigonelin, sukrosa, asam klorogenat, asam quinat, asam malat, asam laktat, dan asam lemak. Konsentrasi beberapa metabolit kopi berhasil ditentukan secara semi-kuantitatif dengan teknik analisis 1H NMR. Sebagai contoh, kopi Pondok Halimun memiliki konsentrasi asam kafein yang lebih tinggi dari sampel kopi lainnya dengan konsentrasi sebesar 31,59 mM. Score plot model OPLS-DA berhasil mengklasifikasi profil metabolit sampel-sampel kopi sangrai berdasarkan asal geografisnya. Analisis loading plot memperlihatkan sinyal-sinyal milik asam lemak, sukrosa, trigonelin, asam klorogenat, asam laktat, dan asam quinat berkontribusi pada pengklasifikasian sampel kopi berdasarkan asal geografisnya. Pada penelitian ini, metabolomik berbasis 1H NMR telah berhasil mengungkap perbedaan profil metabolit biji hijau kopi arabika Sukabumi yang ditanam di daerah yang berbeda.