digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Margaretha Aldora
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia memiliki aktivitas kultural yang menyatu dengan aktivitas ekonomi dan sosial. Salah satu upaya Pemerintah Kota Bandung untuk mendongkrak potensi kreatif dan pariwisata yaitu dengan menghadirkan kampungkampung wisata yang temanya disesuaikan dengan keunggulan setiap kecamatan. Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan prioritas ekonomi tersebut berdasarkan nilai potensi kreatif karena terdapat Kawasan Tekstil Cigondewah (KTC) yang menjadi pusat perbelanjaan kain di Kota Bandung dan ditetapkan sebagai Kampung Wisata Kreatif berdasarkan Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 556/Kep.341-DISBUDPAR/2022 tanggal 11 April 2022. Untuk mengembangkan pariwisata di Kampung Wisata Kreatif Cigondewah secara maksimal, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengindentifikasi kesiapan pembentukan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah sebagai daerah tujuan wisata tekstil. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dari data primer dengan survei lapangan melalui observasi dan wawancara, serta data sekunder dengan studi literatur dari berbagai buku, jurnal atau artikel penelitian, dokumen perencanaan, data dari instansi, dokumen pendukung dari pengelola Kampung Wisata Kreatif Cigondewah, dan media populer. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menjelaskan gambaran kesiapan obyek pariwisata melalui hasil observasi indikator yang telah dirumuskan serta hasil wawancara dengan para pemangku kepentingan dan pengelola Kampung Wisata Kreatif Cigondewah secara naratif. Metode analisis selanjutnya yaitu deskriptif kuantitatif dengan menghitung hasil penilaian indikator kesiapan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah sebagai obyek daya tarik wisata tekstil. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kesiapan pembentukan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah masih belum memenuhi sebagai daerah tujuan wisata. Dari 42 indikator penilaian kesiapan parwisata, masih terdapat 27 indikator yang belum dipenuhi secara ideal oleh Kampung Wisata Kreatif Cigondewah. Perlu upaya dari berbagai pihak untuk mendukung pemenuhan pembentukan kawasan agar siap menjadi daerah tujuan wisata, terutama dalam hal aktrasi wisata dan aksesibilitas. Rekomendasi yang diberikan selanjutnya adalah agar pemerintah, pengelola pariwisata, dan masyarakat lokal bekerja sama untuk pengembangan Kampung Wisata Kreatif Cigondewah sebagai tujuan wisata tekstil.