digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aksesibilitas merupakan komponen integral dari sistem pariwisata yang berperan vital menghubungkan tempat asal wisatawan menuju destinasi wisata dan dalam konteks lebih luas juga turut mempengaruhi perilaku pergerakan wisatawan dan pengelolaan manajemen pariwisata. Terjadinya kondisi kerentanan sektor pariwisata secara global dalam menghadapi kondisi bencana, krisis ekonomi, dan wabah pandemi belakangan ini menjadi tantangan untuk membangkitkan mobilitas pariwisata yang aman, tangguh, adaptif, dan berkelanjutan. Periode ini menjadi waktu yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut dengan mengevaluasi kembali model bisnis pariwisata yang salah satunya dilakukan melalui pendekatan mobilitas cerdas dan pemanfataan teknologi pada aksesibilitas pariwisata. Membangun ekosistem mobilitas cerdas pada aksesibilitas pariwisata, utamanya pada jenis wisata alam dapat diupayakan melalui identifikasi dan pemanfaatan indikatorindikator kuantitatif untuk menciptakan pergerakan yang efisien dan berdampak rendah terhadap lingkungan. Dengan mempertimbangkan keterwakilan karakter penerapan mobilitas cerdas pada wisata alam di wilayah perdesaan dan perkotaan, maka penelitian ini membatasi lingkup wilayah studi pada Kabupaten Bogor dan Kota Semarang yang telah sama-sama menerbitkan dokumen rencana induk kota cerdas. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan melihat secara lebih terukur terhadap persamaan dan perbedaan kinerja mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di Kabupaten Bogor dan Kota Semarang melalui penentuan indikator, pengukuran indeks kinerja, dan perbandingan penerapannya pada masing-masing wilayah studi. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka digunakan beberapa metode analisis yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu: (i) analisis konten dengan mengidentifikasi indikator-indikator mobilitas cerdas yang relevan pada aksesibilitas wisata alam berdasarkan literatur dan kebijakan terkait; (ii) analisis perhitungan agregat semiAHP untuk pembobotan, standarsasi, dan agregasi indikator dan variabel; (iii) analisis indeks sintetis melalui pengukuran kinerja mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam melalui identifikasi keberadaan indikator dan menghitung nilai indeks sintetisnya; dan (iv) analisis deskriptif dengan melakukan perbandingan penerapan mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di kedua wilayah studi.ii Studi ini menemukan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kinerja dalam analisis perbandingan kinerja mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di Kabupaten Bogor dan Kota Semarang yang teridentifikasi melalui perumusan 6 variabel dan 39 indikator mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam, diantaranya: aksesibilitas wisatawan jarak jauh destinasi wisata alam, aksesibilitas wisatawan lokal destinasi wisata alam, hambatan mobilitas, keamanan mobilitas, inovasi sistem pengaturan dan monitoring lalu lintas, serta layanan transportasi dan pariwisata. Kemudian dari pengukuran kinerja 39 indikator terhadap 10 objek wisata alam yang mewakili masing-masing wilayah studi ini diperoleh hasil bahwa Kota Semarang memiliki nilai indeks total kinerja mobilitas cerdas sebesar 6,02 atau memiliki kinerja lebih baik dari pencapaian Kabupaten Bogor yang memperoleh nilai indeks total kinerja mobilitas cerdas sebesar 4,03.