Aksesibilitas merupakan komponen integral dari sistem pariwisata yang berperan
vital menghubungkan tempat asal wisatawan menuju destinasi wisata dan dalam
konteks lebih luas juga turut mempengaruhi perilaku pergerakan wisatawan dan
pengelolaan manajemen pariwisata. Terjadinya kondisi kerentanan sektor
pariwisata secara global dalam menghadapi kondisi bencana, krisis ekonomi, dan
wabah pandemi belakangan ini menjadi tantangan untuk membangkitkan mobilitas
pariwisata yang aman, tangguh, adaptif, dan berkelanjutan. Periode ini menjadi
waktu yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut dengan mengevaluasi kembali
model bisnis pariwisata yang salah satunya dilakukan melalui pendekatan mobilitas
cerdas dan pemanfataan teknologi pada aksesibilitas pariwisata. Membangun
ekosistem mobilitas cerdas pada aksesibilitas pariwisata, utamanya pada jenis
wisata alam dapat diupayakan melalui identifikasi dan pemanfaatan indikatorindikator kuantitatif untuk menciptakan pergerakan yang efisien dan berdampak
rendah terhadap lingkungan.
Dengan mempertimbangkan keterwakilan karakter penerapan mobilitas cerdas
pada wisata alam di wilayah perdesaan dan perkotaan, maka penelitian ini
membatasi lingkup wilayah studi pada Kabupaten Bogor dan Kota Semarang yang
telah sama-sama menerbitkan dokumen rencana induk kota cerdas. Lebih lanjut,
penelitian ini bertujuan melihat secara lebih terukur terhadap persamaan dan
perbedaan kinerja mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di Kabupaten
Bogor dan Kota Semarang melalui penentuan indikator, pengukuran indeks kinerja,
dan perbandingan penerapannya pada masing-masing wilayah studi. Untuk
mencapai tujuan penelitian tersebut, maka digunakan beberapa metode analisis
yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu: (i) analisis konten dengan mengidentifikasi
indikator-indikator mobilitas cerdas yang relevan pada aksesibilitas wisata alam
berdasarkan literatur dan kebijakan terkait; (ii) analisis perhitungan agregat semiAHP untuk pembobotan, standarsasi, dan agregasi indikator dan variabel; (iii)
analisis indeks sintetis melalui pengukuran kinerja mobilitas cerdas pada
aksesibilitas wisata alam melalui identifikasi keberadaan indikator dan menghitung
nilai indeks sintetisnya; dan (iv) analisis deskriptif dengan melakukan perbandingan
penerapan mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di kedua wilayah studi.ii
Studi ini menemukan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan kinerja dalam
analisis perbandingan kinerja mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam di
Kabupaten Bogor dan Kota Semarang yang teridentifikasi melalui perumusan 6
variabel dan 39 indikator mobilitas cerdas pada aksesibilitas wisata alam,
diantaranya: aksesibilitas wisatawan jarak jauh destinasi wisata alam, aksesibilitas
wisatawan lokal destinasi wisata alam, hambatan mobilitas, keamanan mobilitas,
inovasi sistem pengaturan dan monitoring lalu lintas, serta layanan transportasi dan
pariwisata. Kemudian dari pengukuran kinerja 39 indikator terhadap 10 objek
wisata alam yang mewakili masing-masing wilayah studi ini diperoleh hasil bahwa
Kota Semarang memiliki nilai indeks total kinerja mobilitas cerdas sebesar 6,02
atau memiliki kinerja lebih baik dari pencapaian Kabupaten Bogor yang
memperoleh nilai indeks total kinerja mobilitas cerdas sebesar 4,03.