digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DAS Cipunagara yang berada di wilayah Kabupaten Subang, terdapat potensi pembangunan Waduk Sadawarna dan Waduk Cilame. Dimana kedua waduk tersebut direncanakan akan dioperasikan secara satu kesatuan. Kebutuhan air di Cilame yang besar tidak sebanding dengan ketersediaan airnya (Q kebutuhan cilame > Q ketersediaan cilame), sedangkan di wilayah Cipunagara ketersediaan air yang berlebih membuat kebutuhan air terpenuhi (Q kebutuhan sadawarna < Q ketersediaan sadawarna). Limpasan inilah yang akan disuplesi ke Waduk Cilame. Selain itu pembangunan Waduk Sadawarna dan Waduk Cilame untuk mengatasi banjir di wilayah hilirnya. Dari studi terakhir yang dilakukan pada tahun 2007, kebutuhan air di Sadawarna sebesar 5,992 m3/detik (2029), untuk ketersediaan air pada saat kondisi minimum sebesar 3,930 m3/detik , dan maksimum sebesar 38,280 m3/det. Studi terakhir Waduk Cilame yang dilakukan tahun 2005, kebutuhan air di daerah layanan Cilame sebesar 3,630 m3/detik (2030), untuk ketersediaan air sebesar 0,580 m3/detik saat kondisi minimum dan kondisi maksimum 4,970 m3/detik. Untuk memenuhi kekurangan inflow Waduk Cilame, maka pada jangka menengah dan jangka panjang kekurangan tersebut dapat di supply dari Waduk Sadawarna. Kondisi tersebut dapat terjaga dengan melaksanakan pola operasi interbasin dengan debit andalan 80 % pada bulan April, Mei, Juni, November dan Desember. Pembangunan Waduk Sadawarna dapat memberikan manfaat memenuhi kebutuhan air baku domestik di 9 kecamatan dengan total kebutuhan tahun 2033 sebesar 65.231,95 m3/hari, dan dapat meningkatkan areal irigasi non teknis sebesar 16.241 Ha. Sedangkan, pembangunan Waduk Cilame dapat memberikan manfaat memenuhi kebutuhan air baku untuk domestik di 1 kecamatan dengan total kebutuhan tahun 2033 sebesar 9.686,47 m3/hari, dan dapat meningkatkan areal irigasi non teknis sebesar 13.535 Ha.