Litium merupakan salah satu logam yang dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
dasar pembuatan baterai. Dengan peningkatan kebutuhan baterai untuk kendaraan
listrik, permintaan terhadap litium semakin meningkat. Geothermal brine memiliki
unsur litium, di mana dalam geothermal brine PLTP Dieng diketahui memiliki
konsentrasi litium 77,31 – 99,4 mg/L. Penggunaan metode ekstraksi pelarut
(solvent extraction) untuk mengekstraksi litium dari geothermal brine belum
pernah dilakukan, khususnya di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kondisi yang mempengaruhi performa metode solvent extraction dan
seberapa optimal litium dapat terekstraksi dari geothermal brine PLTP Dieng
menggunakan metode solvent extraction serta implikasi recovery factor terhadap
perhitungan litium yang dapat diekstraksi dalam basis tahunan. Proses ekstraksi
litium diawali dengan proses pre-treatment di mana SiO2 terlarut dan ion divalent
(Mg, Sr, Ba, dan Ca) diendapkan terlebih dahulu, sehingga sampel brine bersih dari
ion kompetitor. Nilai persen ekstraksi Li dari sampel brine yang berasal dari
ganungan 3 sumur, gabungan 4 sumur dan sumur HCE 4 secara berturut-turut
sebesar 94%, 93% dan 94% pada kondisi optimum, yaitu dengan konsentrasi
ekstraktan 60%, (v/v) pengenceran larutan umpan (aqueous) 50x, pH awal 10 dan
4 kali tahapan ekstraksi. Perhitungan potensi ekstraksi litium menggunakan metode
volumetrik, dengan recovery factor hasil percobaan menghasilkan potensi
perolehan litium 51,3 ton/tahun.