JURNAL Rio Alcanadre Tanjung Moechtar
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Daerah Jawa Barat khususnya Tasikmalaya secara geologis merupakan daerah yang
rawan akan gempabumi. Akan tetapi, penataan ruang pada dokumen perencanaan
tingkat kota belum mengakomodir upaya mitigasi gempabumi. Selain itu, Kota
Tasikmalaya sendiri juga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi karena
merupakan wilayah dengan potensi wisata, pendidikan, perdaganagan. Kawasan
perkotaan perlu merencanakan tata ruang dengan berbasis skala mikro.
Mikrozonasi gempabumi dapat diintegrasikan kedalam dokumen perencanaan
dalam penataan tata ruang sebagai upaya pengurangan risiko gempa. Penelitian ini
mengidentifikasi wilayah-wilayah risiko gempa bumi dalam skala mikro dan
mengintegrasikan kedalam struktur dan pola ruang di Kota Tasikmalaya. Dari hasil
penelitian didapat bahwa Kota Tasikmalaya terbagi menjadi tiga kelas yaitu SC
(ancaman rendah), SD (ancaman seadng), dan SE (ancaman tinggi). Wilayah
dengan ancaman bahaya tinggi pada sebagian wilayah Pusat Pelayanan Kota, dan
beberapa wilayah pada Subpusat Pelayanan Kota. Ancaman sedang gempabumi
mendominasi sebagian besar wilayah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan analisis
risiko gempabumi luas wilayah dengan risiko tinggi sebesar 4502 hektar. Hal itu
relatif sangat tinggi apabila dibandingkan dengan total ancaman bahaya tinggi
sebesar 957 hektar. Wilayah dengan risiko tinggi terluas adalah daerah Kecamatan
Kawalu. Hal tersebut disebabkan karena kapasitas yang rendah berupa tidak adanya
tempat evakuasi dan fasilitas Kesehatan. Selain itu, kerentanan ekonomi dan fisik
yang tinggi juga menyebabkan luas wilayah dengan risiko tinggi sangat besar.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana perlunya dilakukan rekayasa sipil seperti
pembangunan mengikuti kaidah building code. Selain itu, perlunya juga
peningkatan kapasitas dalam tempat evakuasi seperti pembuatan ruang terbuka
hijau dan fasilitas kesehatan pada daerah yang memiliki ancaman dan risiko tinggi
terhadap gempabumi.