Kota Palembang memiliki potensi Sungai Musi dengan luas sekitar 750 km dan
kedalaman sebesar 25 meter yang menghubungkan Ulu dan Ilir dengan Jembatan
Ampera yang autentik. Potensi Sungai Musi inilah menjadikan Kota Palembang
menggunakan Konsep Waterfront City berdasarkan dokumen perencanaan RTRW
Kota Palembang Tahun 2012-2032. Namun dalam keberjalannya program
pembangunan waterfront city belum berjalan dengan maksimal, terutama pada
Kawasan Kampung Kapitan yang merupakan salah satu objek wisata Kota
Palembang yang berlokasi di tepian sungai Musi namun belum mampu
memanfaatkan sungai musi seperti bangunan dan kegiatan yang belum
berorientasi ke sungai dan ruang terbuka untuk berinteraksi sosial. Kampung
Kapitan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Palembang belum mampu
menjadi daya tarik utama dikarenakan pada dasarnya hanya berisikan rumah
adat kampung kapitan, tanpa daya tarik lainnya seperti acara budaya, pelayanan,
kelembagaan, dan pembiayaan yang belum maksimal, tingkat keamanan yang
masih rendah, masyarakat yang belum diberdayakan, dan keterampilanketerampilan masyarakat palembang dalam pembuatan songket, jumputan,
maupun pempek sehingga mampu menciptakan peningkatan perekonomian lokal.
Sehingga diperlukan upaya revitalisasi di Kampung Kapitan berdasaarkan
Konsep Waterfront City dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif
potensi dan masalah, analisis internal dan eksternal tapak berdasarkan hasil
observasi, data sekunder, dan wawancara para pemangku kepentingan serta
metode perancangan fragmental melalui perancangan kembali sehingga mampu
menciptakan Kampung Kapitan sebagai kawasan pariwisata yang berbudaya,
partifipatif, dan terintegrasi untuk mendukung aspek sosial dan ekonomi sekitar
sesuai dengan Konsep Waterfront City.