2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Full Text.pdf
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Abstract.pdf
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Chapter 1
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Chapter 2
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Chapter 3
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Chapter 4
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - Chapter 5
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa 2016 SK PP Ivolda Arsyad [19013084] - References
PUBLIC Abdul Aziz Ariarasa
Pasar saham dipengaruhi oleh peristiwa ekonomi dan politik, sehingga menciptakan masalah sentimental yang dapat mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa saham. Salah satu peristiwa ekonomi yang diuji dalam riset ini adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di berbagai negara, dikatakan bahwa kebijakan moneter berdampak pada return dan volume perdagangan saham bank. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah ada bukti empiris terhadap dampak yang diciptakan oleh kebijakan moneter bank sentral terhadap saham bank di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi event study dalam 2 jangka waktu, 5 hari sebelum dan setelah peristiwa dan 10 hari sebelum dan setelah peristiwa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 saham perbankan yang paling sering diperdagangkan, yaitu saham Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Central Asia. Peristiwa yang diteliti adalah: 1) Bank Indonesia menaikkan suku bunga dari 7,25% menjadi 7,50% pada tanggal 12 November 2013. 2) Bank Indonesia menaikkan suku bunga dari 7,50% menjadi 7,75% pada tanggal 18 November 2014. 3) Bank Indonesia mengurangi suku bunga dari 7,75% menjadi 7,50% pada 17 Februari 2015. 4) The Fed menaikkan suku bunga dari 0% -0,25% menjadi 0,25% -0,50% pada Desember 17 tahun 2015. Indikator yang digunakan untuk mengukur reaksi pasar adalah abnormal return dan volume perdagangan. Penelitian menunjukkan hasil yang beragam. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return saham terhadap kebijakan moneter yang dilakukan oleh The Fed dan ada penurunan signifikan dalam volume perdagangan dalam periode 5 hari setelah The Fed menaikkan suku bunga. Hanya ada satu hasil yang menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam abnormal return, yaitu peningkatan abnormal return pada periode 5 hari setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga dari 7,25% menjadi 7,50% pada tanggal 12 November 2013. Tidak ada perbedaan volume perdagangan saat Bank Indonesia menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga.