digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, kopi sedang masuk dalam gelombang ketiga di mana rasa kopi tidak lagi pahit seperti yang sering diketahui publik pada umumnya serta kualitas penyajian kopi, presentasi, dan disikapi selayaknya industri anggur yang mana minuman kopi memiliki karakter rasa yang berbeda-beda tiap biji dan proses penyajiannya (Cho, 2005). Indonesia sedang mengalami tren kopi gelombang ketiga yang juga diminati oleh segmen pasar anak muda. Di kota-kota besar, kita dapat menemukan berbagai jenis toko kopi yang menawarkan berbagai konsep dan pengalaman menikmati kopi. Namun, dengan meningkatnya pertumbuhan toko kopi yang signifikan membuat persaingan di industri ini menjadi ketat. Menggunakan teori perjalanan keputusan konsumen McKinsey dan teori pemasaran jasa, penelitian ini memfokuskan diri untuk memahami proses keputusan konsumen, terutama pada fase pra-pembelian yang terdiri dari kesesuaian harga dengan jasa, kopi sebagai minuman, promosi, informasi, aksesibilitas, dan fasilitas lainnya sebagai variabel. Kemudian di tahap pembelian yang terdiri dari kualitas kopi, barista dan karyawan, suasana toko kopi, dan kebersihan tempat sebagai variabel. Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang diolah dengan menggunakan analisis naratif, analisis frekuensi dan analisis deskripsi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa segmen pasar anak muda, dalam fase prapembelian mementingkan aspek keseuaian harga, kopi sebagai minuman, informasi, aksesibilitas, fasilitas lainnya dan aspek terpenting adalah kesesuaian harga. Dalam tahap pembelian, konsumen merasa seluruh aspek adalah penting, terutama mengenai kebersihan toko. Lalu, peniliti juga memberikan rekomendasi untuk memfokuskan pemasaran melalui jejaring sosial serta memaksimalkan barista sebagai penyambung antara konsumen dan perusahaan.