digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Karena perkembangan pesat dari kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang tinggi, platform digital memiliki peluang besar dalam pemasaran. Digital Marketing telah menjadi metode pemasaran produk yang paling efektif, terutama di era pandemi ini yang disertai dengan pembatasan mobilisasi masyarakat, menyebabkan masyarakat untuk tetap di rumah dan internet adalah solusi untuk tetap terhubung. Seiring dengan semakin menariknya industri digital marketing, memaksa setiap perusahaan yang bergerak di industri digital marketing untuk dapat menemukan posisi yang kuat di pasar. Dynamic Indonesia, salah satu perusahaan digital marketing yang berbasis di Pontianak, yang memiliki visi mendapatkan 10.000 proyek marketing hingga tahun 2025. Secara rata-rata, Dynamic Indonesia harus mengakuisisi setidaknya 1.250 proyek yang berbeda setiap tahunnya. Tetapi hingga saat ini, jumlah proyek yang telah ditangani jauh tertinggal dari visi yang ingin dicapai. Menurut CEO, Dynamic Indonesia menghadapi penurunan jumlah klien dan belum memiliki target pasar yang jelas serta di mana mereka akan berfokus. Dalam kondisi saat ini, Dynamic Indonesia membidik semua sektor, yang berarti siapa saja bisa menjadi pelanggan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa kondisi saat ini belum bisa sejalan dengan visi perusahaan dan apa yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis untuk mencapai visinya. Penelitian ini menganalisis pengaruh internal dan eksternal perusahaan untuk memahami kondisi dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang akar penyebab masalah. Pengaruh eksternal akan dianalisis menggunakan metode PESTLE dan Porter’s Five Forces sedangkan pengaruh internal akan dianalisa menurut pendekatan Resources Based View (RBV), STP, Service Marketing (7P) dan Strategy Diamond. Berdasarkan analisis, ada beberapa hal yang terkait dengan product, promotion, people dan process yang dapat menjadi pembatas dalam meningkatkan kinerja bisnis. Secara keseluruhan, monitoring, evaluasi dan pengaturan sumber daya dalam kegiatan sehari-hari merupakan penyebab utama. Tidak adanya proses-proses ini menciptakan masalah di mana perusahaan gagal mengidentifikasi penggunaan sumber daya berharga secara efisien. Hal ini menyebabkan tidak diketahuinya aktivitas mana yang harus ditiadakan atau ditingkatkan. Dynamic Indonesia juga belum menentukan target pasar yang ingin disasar sehingga membuat target pelanggan yang luas dan beragam. Kemudian dari sisi, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada perusahaan akan dijelaskan melalui analisis SWOT untuk mengevaluasi posisi daya saing perusahaan. Strategi bisnis yang tepat akan dirumuskan menggunakan TOWS Matrix, Ansoff Matrix, Service Marketing Program dan Business Model Canvas. Berdasarkan penelitian, penulis menyarankan Dynamic Indonesia untuk menerapkan strategi penetrasi pasar dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar. Dibandingkan dengan mengejar semua pelanggan dari sector industri yang berbeda, penulis menyarankan agar Dynamic Indonesia dapat mencoba untuk fokus melayani klien dari satu jenis industri. Ini akan meningkatkan profesionalisme dan pengalaman di bidang tertentu untuk membangun keahlian dan portofolio yang kuat. Strategi W/O (Weakness and Opportunities) harus diprioritaskan berdasarkan kemampuan perusahaan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Strategi tersebut diharapkan mampu mengimbangi kelemahan internal perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga pada akhirnya dapat membuat bisnis terus berkembang, menemukan posisi yang kuat di pasar dan bertahan hingga jangka panjang.