ABSTRAK Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor COVER Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor BAB1 Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor BAB2 Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor BAB3 Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor BAB4 Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor BAB5 Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor PUSTAKA Herlinawati
PUBLIC Latifa Noor
Antimoni merupakan suatu unsur non esensial yang terdapat dalam tumbuhan,
hewan dan manusia. Antimoni dilepaskan ke lingkungan melalui aktivitas
manusia seperti limbah pengabuan, pertambangan, peleburan dan pembakaran
bahan bakar fosil. Toksisitas senyawa antimoni tergantung pada bentuk spesinya.
Umumnya antimonit (Sb(III)) sepuluh kali lebih toksik daripada antimonat
(Sb(V), dan spesi anorganik antimoni lebih toksik daripada spesi organik antimoni
jika terdistribusi di lingkungan, maka perlu dilakukan penelitian untuk penentuan
spesi senyawa antimoni yaitu untuk spesi Sb(III) dan Sb(V) karena spesi ini
banyak ditemukan di lingkungan dengan matriks dan toksisitas yang berbeda.
Berbagai metode telah digunakan untuk analisis spesiasi antimoni dan
senyawanya meliputi penentuan Sb(III) dan Sb(V) dan senyawa organik antimoni.
Sebagian besar teknik analitik untuk pemisahan dan deteksi spesi antimoni
didasari oleh penggabungan metode HPLC dengan detektor spesifik unsur, seperti
HG-AAS. Penentuan dengan HG-AAS adalah salah satu metode analitik yang
sensitif untuk unsur logam Sb, karena gangguan lebih sedikit dan lebih selektif
maka HG (Hydride Generation) digabung dengan deteksi AAS lebih dipilih untuk
penentuan unsur-unsur dalam bentuk hidrida.
Dalam penelitian ini telah dikembangkan teknik tandem kromatografi cair kinerja
tinggi-pembangkit hidrida-spektrofotometri serapan atom (HPLC-HG-AAS),
untuk spesiasi senyawa-senyawa antimoni. Spesi senyawa antimoni yang
dianalisis adalah Sb(III), Sb(V), dan trimetil antimoni bromida (TMSb-Br),
mengingat luasnya penggunaan senyawa-senyawa ini di industri dan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk pemisahan spesi senyawa-senyawa antimoni
digunakan teknik kromatografi pasangan ion fasa terbalik (IP-RP) dengan
menggunakan tetrabutil ammonium hidroksida (TBA-OH) sebagai reagen
pasangan ion. Senyawa-senyawa antimoni dapat membentuk pasangan ion dengan
tetrabutil ammonium hidroksida, dengan tetapan pembentukan pasangan ion yang
berbeda-beda, sehingga dapat meningkatkan hidrofobisitasnya dan dapat teretensi
dalam suatu fasa diam yang non polar. Untuk meningkatkan sensitivitas
pengukuran digunakan teknik pembangkit hidrida (HG), dengan membuat
ii
separator gas-cair dan seperangkat konstruksi peralatan pembangkit hidrida yang
dipadukan secara on-line dengan detektor AAS.
Berdasarkan kondisi optimum yang diperoleh pada pemisahan dengan
kromatografi IP-RP dan sistem pendeteksian dengan HG-QFAAS, dilakukan
teknik tandem IP-RP-HG-QFAAS untuk pemisahan dan pendeteksian spesi
senyawa-senyawa antimoni secara on-line. Teknik tandem IP-RP-HG-QFAAS
yang dikembangkan, dievaluasi dan divalidasi ini dapat digunakan tidak hanya
untuk mempelajari mekanisme retensi senyawa-senyawa antimoni pada
pemisahannya dengan teknik kromatografi IP-RP, tetapi dapat juga digunakan
untuk memisahkan dan menentukan konsentrasi spesi senyawa-senyawa antimoni
dalam sampel abu vulkanik gunung Sinabung.
Untuk meningkatkan sensitivitas pengukuran telah dihasilkan suatu reaktor
separator gas-cair yang terintegrasi ke dalam sistem HG-QFAAS. Reaktor
separator gas-cair ini dapat meningkatkan sensitivitas penentuan ion Sb dalam
larutan. Separator gas-cair yang digunakan dengan teknik pencampuran antara
reagen asam, sampel, dan reduktan berlangsung dalam koil reaksi sebelum
menuju separator gas-cair. Kondisi optimum dari beberapa parameter pengukuran
yang sangat berpengaruh dalam penentuan spesi ion Sb dengan metode HG
seperti pengaruh jenis asam, konsentrasi asam, dan konsentrasi reduktan telah
ditentukan dan dapat meningkatkan kinerja analitik pengukuran.
Kinerja analitik yang diperoleh sangat baik, ditunjukkan dengan kebolehulangan
(dalam % koefisien variansi) 2,33% untuk standar Sb(III) 6 ?g.L-1 dan 4,40%
untuk standar Sb(V) 150 ?g.L-1, limit deteksi mencapai 0,45 ?g.L-1 untuk standar
Sb(III) dan 8,42 ?g.L-1 untuk standar Sb(V) dengan sensitivitas (S) 0,07 ?g.L-1
dan 1,26 ?g.L-1 untuk Sb(III) dan Sb(V) berturut-turut, dan linearitas (rentang
konsentrasi) Sb(III) dan Sb(V) 2 - 10 ?g.L-1 dan 50 - 250 ?g.L-1 dengan koefisien
korelasi (R2) = 0,9936 dan R2 = 0,9942. Teknik HG-QFAAS ini dapat
meningkatkan limit deteksi dan sensitivitas pengukuran, oleh karena itu metode
ini lebih baik dari metode penentuan ion Sb secara langsung dengan AAS.
Teknik kromatografi IP-RP-HG-QFAAS yang dikembangkan dapat memisahkan
spesi TMSb(V), Sb(V), dan Sb(III) dengan kinerja pemisahan yang sangat baik.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai besaran-besaran dasar kromatografi yang
dihasilkan. Komposisi optimum eluen metanol : tetrabutil ammonium hidroksida
(TBAOH) adalah 0 : 100, dengan konsentrasi reagen pasangan ion TBAOH 5 mM
dan pH eluen 7. Faktor kapasitas (k') yang diperoleh untuk spesi TMSb(V), Sb(V),
dan Sb(III) masing-masing 3,69; 4,72; dan 8,23. Nilai resolusi (Rs) untuk
pemisahan TMSb(V)-Sb(V) dan Sb(V)-Sb(III) masing-masing 0,68 dan 1,92 serta
selektivitas (?) untuk TMSb(V)-Sb(V) dan Sb(V)-Sb(III) masing-masing 1,28 dan
1,74 menunjukkan efektivitas sistem kromatografi yang dikembangkan.
Mekanisme retensi pemisahan spesi senyawa antimoni dalam kolom fasa diam
non polar adalah melalui interaksi pasangan ion tetrabutil ammonium hidroksida
dengan fasa diam. Mekanisme retensi ini mirip dengan mekanisme penukaran ion
yang lazim dikenal, hanya saja reaksi penukaran ion dalam hal ini berlangsung
iii
secara dinamis. Teknik tandem IP-RP-HG-QFAAS yang dikembangkan ini telah
berhasil digunakan untuk memisahkan spesi senyawa antimoni dalam kolom fasa
diam non polar dan dapat dideteksi dalam detektor AAS secara on-line. Kinerja
analitik yang diperoleh cukup baik ditunjukkan dengan limit deteksi pengukuran
untuk masing-masing spesi TMSb(V), Sb(V), dan Sb(III) adalah 201,6 ?g.L-1;
15,67 ?g.L-1; dan 271,7 ?g.L-1, kebolehulangan yang ditunjukkan dengan %
koefisien variansi untuk masing-masing spesi TMSb(V), Sb(V), dan Sb(III)
adalah 1,21; 2,78; dan 4,84% dengan linearitas (rentang konsentrasi) TMSb(V),
Sb(V) dan Sb(III) 100 - 1000 ?g.L-1, 100 - 500 ?g.L-1, dan 8 - 18 ?g.L-1 dengan
koefisien korelasi (R2) = 0,9803, R2 = 0,9919 dan R2 = 0,9654. Teknik tandem IPRP-
HG-QFAAS ini dapat digunakan untuk analisis spesiasi senyawa antimoni
dalam abu vulkanik. Akurasi pengukuran sangat baik, ditunjukkan dengan %
recovery pengukuran sampel abu vulkanik > 92%, menunjukkan teknik tandem
ini layak digunakan untuk analisis spesiasi senyawa antimoni