digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Vaterit merupakan salah satu polimorf kalsium karbonat yang tidak stabil secara termodinamika. Karena sifatnya yang tidak stabil, vaterit jarang ditemukan di alam dan mudah bertransformasi menjadi polimorf yang lebih stabil, yaitu kalsit dan aragonit. Di sisi lain, vaterit memiliki karakteristik yang lebih unggul dibandingkan kalsit dan aragonit, seperti luas permukaan yang besar, kelarutan yang tinggi dalam air, berat jenis yang rendah, dan berpori. Oleh karena itu, vaterit banyak dimanfaatkan sebagai filler dalam berbagai bidang industri, templat yang efisien untuk drug delivery, bahan pengisi tulang, dan untuk aplikasi pulp capping di dunia kedokteran gigi. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menghasilkan vaterit adalah metode karbonasi. Metode ini mereaksikan karbon dioksida dengan kalsium hidroksida atau garam kalsium sebagai sumber ion Ca2+ yang akan membentuk kalsium karbonat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan nanopartikel vaterit menggunakan metode karbonasi dengan memvariasikan jenis pelarut yang digunakan, yaitu, alkohol. Adapun pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah metanol, etanol, 1-propanol, 2-propanol, 1-butanol, dan akuades. Selanjutnya, dilakukan karakterisasi hasil penelitian menggunakan FTIR, XRD, SEM, TEM, BET, dan PSA. Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR dan XRD, jenis pelarut sangat mempengaruhi keberhasilan sintesis vaterit dimana hanya pelarut metanol dan etanol yang berhasil membentuk vaterit. Sedangkan, pelarut 1 propanol, 2-propanol, 1-butanol, dan akuades menghasilkan kalsit. Adapun kristal vaterit yang dihasilkan menggunakan metanol berukuran 16,24 nm. Hasil PSA dan SEM menunjukkan bahwa vaterit yang dihasilkan memiliki ukuran partikel 2327 nm dengan morfologi berbentuk spherical. Selanjutnya, pelarut yang optimum, yaitu metanol, untuk pertama kalinya digunakan untuk mensintesis vaterit dari batu kapur alam Palimanan. Hasil karakterisasi menunjukkan batu kapur alam Palimanan berhasil membentuk vaterit dengan ukuran kristal sebesar 18,06 nm.