digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Immay Rayanti Nur' Putri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Berjalan kaki pada kota-kota di negara Asia termasuk Kota Bandung merupakan kegiatan yang sulit untuk dilakukan. Berdasarkan studi mengenai fasilitas pejalan kaki yang dilakukan oleh Asian Development Bank didapatkan informasi bahwa Indonesia memiliki nilai indeks walkability terendah keempat di Asia dan dikategorikan sebagai kota yang tidak ramah bagi pejalan kaki. Infrastruktur dan pelayanan bagi pejalan kaki di negara berkembang seringkali kurang mendapatkan perhatian dalam perencanaan oleh pemerintah kota (Krambeck, 2006). Selama ini fokus pemerintah dalam menangani persoalan tersebut adalah melalui penyusunan dan pengembangan pedoman serta peraturan terkait fasilitas jalur pejalan kaki sementara data kondisi seberapa layak fasilitas pejalan kaki belum ada dan gambaran mengenai infrastruktur pejalan kaki juga belum diketahui. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi jalur pejalan kaki adalah dengan mengetahui tingkat walkability-nya. Walkability merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur infrastruktur pejalan kaki secara komprehensif. Walkability berguna untuk mendukung sistem perkotaan yang berkelanjutan dan menjadi parameter ramah atau tidaknya suatu lingkungan terhadap pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat walkability fasilitas jalur pejalan kaki pada beberapa pusat kegiatan yang ada di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif, yang terdiri dari analisis isi (content analysis), analisis proses hirarki, dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis isi digunakan untuk mengetahui variabel-variabel apa sajakah yang mempengaruhi walkability serta untuk menentukan metode mana yang tepat untuk diterapkan di Kota Bandung. Metode perhitungan yang dihasilkan dari analisis ini adalah Global Walkability Index yang dikembangkan oleh Asian Development Bank. Kemudian Analisis Proses Hirarki dilakukan untuk menentukan nilai kepentingan faktor-faktor penyebab tingkat walkability pada perangkat penilaian yang telah terpilih. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mendeskripsikan hasil perhitungan dan juga mendeskripsikan penilaian tingkat walkability pada masing-masing segmen ruas jalur pejalan yang ada pada kawasan wilayah penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat walkability keseluruhan pusat-pusat kegiatan yang menjadi kawasan penelitian berada dalam kategori sedang.