Paradigma pembangunan daerah masih mengutamakan pada pertumbuhan ekonomi,
sedangkan pemerataan ketimpangan dianggap menjadi persoalan sekunder. Salah satu fungsi
pemerintah adalah alokasi anggaran bagi kepentingan publik secara merata untuk mengurangi
ketimpangan, dengan menggunakan sumber daya yang efisien. Anggaran pendidikan telah
ditetapkan secara mandatory sebesar 20% dari APBN maupun APBD. Namun pendidikan di
Indonesia masih mengalami beberapa persoalan, seperti kualitas pendidikan yang rendah serta
ketimpangan akses pendidikan. Kualitas pendidikan masyarakat akan berdampak pada kualitas
sumber daya manusia, dan kualitas sumber daya manusia mempengaruhi peluang mendapatkan
pekerjaan serta pendapatan. Tujuan dari pemekaran wilayah diantaranya adalah pertumbuhan
ekonomi serta pengurangan ketimpangan. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi
pemekaran, yang memiliki persoalan ketimpangan pendapatan antarwilayah dan sejak
pemekaran ketimpangan justru cenderung meningkat. Anggaran pendidikan di Provinsi Banten
telah mencapai 20% APBD, nilai IPM berada pada peringkat ke-8 secara nasional, dan PDRB
per kapita mengalami peningkatan setiap tahun, namun ketimpangan pendapatan antarwilayah
masih menjadi persoalan kompleks yang dihadapi. Banyak penelitian sebelumnya mengenai
hubungan antara pendidikan dengan ketimpangan pendapatan antarwilayah, namun masih
relatif sedikit yang mempelajari pengaruh fiskal terhadap ketimpangan pendapatan
antarwilayah. Oleh karena itu penelitian ini berupaya untuk menganalisis pengaruh anggaran
pendidikan terhadap ketimpangan pendapatan antarwilayah di Provinsi Banten serta dalam
konteks perencanaan wilayah, apakah terdapat pengaruh spasial pada ketimpangan pendapatan
antarwilayah di Provinsi Banten.
Penelitian ini menggunakan perhitungan indeks Williamson dan indeks entropi Theil untuk
mengidentifikasi ketimpangan pendapatan antarwilayah Provinsi Banten. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa di Provinsi Banten terjadi ketimpangan pendapatan antarkabupaten/kota
serta di dalam wilayah. Menggunakan analisis regresi data panel dengan metode fixed effect
(FE) untuk mengidentifkasi pengaruh anggaran pendidikan terdahap ketimpangan pendapatan
antarwilayah serta dengan spatial error model (SEM) untuk analisis pola spasial ketimpangan
pendapatan antarwilayah. Hasil regresi dengan fixed effect menunjukkan anggaran pendidikan
berpengaruh negatif dan signifkan, sedangkan TPT dan jumlah penduduk miskin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan antarwilayah di Provinsi Banten.
Anggaran pendidikan berpengaruh secara tidak langsung dan berdampak langsung terhadap
variabel lain terlebih dahulu. Oleh karena itu pengaruh anggaran pendidikan akan terasa
dampaknya secara signifikan terhadap penurunan ketimpangan pendapatan antarwilayah dalamii
jangka panjang. Tingkat ketimpangan pendapatan di suatu kabupaten/kota mempengaruhi
ketimpangan pendapatan wilayah lain yang berdekatan, dengan faktor penyebab yang
signifikan adalah TPT, sedangkan anggaran pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketimpangan pendapatan antarkabupaten/kota yang saling berdekatan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pemerintah
terkait alokasi anggaran pendidikan serta upaya untuk mengurangi ketimpangan pendapatan
antarwilayah yang terjadi. Selain itu juga diharapkan dapat memperluas wawasan serta
pemahaman secara akademis mengenai pengaruh fiskal terhadap perencanaan wilayah.