digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Miftah Hazmi
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Gempa bumi besar yang terjadi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 memicu banjir debris di beberapa lokasi, termasuk Sungai Kawatuna yang berada di Kota Palu. Sungai ini, sebagai salah satu anak Sungai Palu yang melewati Bandar Udara SIS Al Jufrie, memiliki risiko tinggi terhadap banjir dengan konsentrasi sedimen yang tinggi. Untuk mengantisipasi dampak banjir besar, pemerintah melakukan penanganan berupa pembangunan consolidation dam dan groundsill pada area sebelum sungai melewati Bandara Mutiara SIS Al Jufrie. Kajian ini melakukan pemodelan hidrologi dan hidraulika dengan berbagai skenario, meliputi variasi panjang sungai, kondisi sebelum dan sesudah penanganan, karakteristik aliran Newtonian dan non-Newtonian, serta mempertimbangkan Bank Stability Toe Erosion Model (BSTEM). Pemodelan banjir dilakukan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 2D dengan keluaran berupa kedalaman aliran, kecepatan aliran, luas genangan, dan Flood hazard Map. Sementara itu, pemodelan transportasi sedimen menggunakan HEC-RAS 1D menghasilkan perubahan elevasi dasar sungai dan perubahan massa dasar sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan banjir dengan panjang sungai menyeluruh menghasilkan kedalaman peningkatan tingkat bahaya (hazard level). Setelah implementasi penanganan, terjadi penurunan signifikan pada luas zona bahaya banjir ekstrem. Sedangkan dengan mempertimbangkan aliran non-Newtonian memberikan hasil peningkatan luas zona bahaya ekstrem kelamanan aliran lebih tinggi secara signifikan. Untuk transportasi sedimen, pemodelan sungai menyeluruh menunjukkan perubahan massa dasar sungai. Setelah penanganan, panjang sungai yang terdegradasi menurun, sementara pemodelan yang mempertimbangkan BSTEM menunjukkan peningkatan perubahan massa dasar sungai. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan gambaran pengaruh berbagai parameter terhadap hasil pemodelan banjir dan transportasi sedimen, yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait mitigasi dan penanganan banjir di Sungai Kawatuna.