Sejak tahun 1980-an hingga saat ini, telah terjadi pergeseran paradigma pariwisata
ke arah yang lebih berkelanjutan, sehingga menggeser minat berwisata dari wisata
massal ke wisata alternatif diantaranya adalah wisata pedesaan. Salah satu bentuk
pengembangan wisata pedesaan adalah melalui penyelengg araan desa wisata. Secara
konsepsi, penyelenggaraan desa wisata seharusnya memuat prinsip-prinsip
berkelanjutan, yaitu keseimbangan antara pembangunan sosial ekonomi, budaya, dan
lingkungan. Diketahui bahwa Desa Wisata Alamendah merupakan desa wisata terbaik
di Kabupaten Bandung. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengkaji penerapan konsep desa wisata berkelanjutan pada penyele nggaraan Desa
Wisata Alamendah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran
kualitatif dan kuantitatif. Dilakukan studi literatur untuk megidentifikasi kriteria dan
indikator ideal penyelenggaraan desa wisata berkelanjutan. Masing-masing indikator
akan memiliki nilai skor dengan rentang 1 – 4, kemudian dilanjutkan dengan
pendefinisian syarat skor terendah hingga skor tertinggi per indikator. Kondisi
eksisting di Desa Wisata Alamendah dianalisis secara deskriptif kualitatif, dan
dilajutkan dengan analisis skoring untuk menghasilkan klasifikasi penerapan desa
wisata berkelanjutan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Desa Wisata
Alamendah telah menyelenggarakan desa wisata secara ‘cukup berkelanjutan’,
ditinjau dari empat aspek destinasi wisata berkelanjutan yaitu lingkungan, budaya,
sosial ekonomi, dan pengelolaan. Aspek sosial ekonomi memiliki nilai skor rata -rata
paling tinggi, disusul dengan aspek budaya dan aspek pengelolaan. Sementara aspek
lingkungan memiliki skor rata-rata paling rendah, khususnya pada indikator yang
membahas mengenai pengelolaan limbah dan pengelolaan tindakan wisatawan. Hal
ini menandakan bahwa masih terdapat beberapa hal terkait penyelenggaraan aspek
lingkungan yang belum sesuai dengan prinsip berkelanjutan.