digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Untuk mengimplementasikan salah satu rencana nasional jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk mendiversifikasi sumber energi yang melimpah mulai dari bahan bakar fosil hingga energi terbarukan sambil berfungsi sebagai jembatan antara keduanya, jaringan distribusi gas alam dikembangkan. Diamanatkan dari Pemerintah Indonesia, PT. Perusahaan Gas Negara telah mengembangkan dan mengelola jaringan distribusi gasnya yang besar di seluruh Indonesia. Lini bisnis PGN melayani semua jenis segmen pelanggan, mulai dari industri, komersial, dan rumah tangga. Dalam penelitian ini, dilakukan studi kelayakan finansial untuk segmen pelanggan rumah tangga dan komersial di Kawasan Bintaro. Untuk melakukan studi kelayakan finansial, beberapa data yang terkait dengan studi harus dikumpulkan. Diantara data yang dikumpulkan adalah data harga jual gas ke pelanggan. Dalam penelitian ini terdapat dua harga jual gas bumi, yaitu harga jual gas yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp. 6000/M3 dan gas bumi PGN menetapkan harga jual Rp. 10000/M3. Dengan menggunakan asumsi yang telah ditetapkan, diketahui bahwa kedua harga jual tersebut tidak layak jika PGN menggunakan 100% ekuitasnya sendiri. Oleh karena itu, campuran utang/ekuitas untuk proyek ini dilakukan. Dengan asumsi nilai yang ditentukan untuk suku bunga pinjaman dan tenor masing-masing adalah 10% dan 10 tahun, maka proyek ini layak jika campuran utang/ekuitas adalah 15% / 85%. Dengan kondisi ini, dilakukan analisis sensitivitas dan simulasi monte carlo untuk menemukan variabel perhitungan mana yang memiliki signifikansi terbesar satu sama lain sekaligus melakukan simulasi NPV di masa mendatang. Dari analisis sensitivitas diketahui bahwa harga jual gas dan konsumsi gas oleh pelanggan merupakan dua variabel yang paling berpengaruh dalam menentukan kelayakan proyek Gas Kota Area Bintaro. Dengan menggunakan kedua variabel tersebut, simulasi monte carlo dilakukan dengan cara distribusi segitiga. Simulasi monte carlo menghasilkan kemungkinan proyek mempertahankan kelayakannya dalam jangka panjang berdasarkan jumlah NPV yang dihasilkan secara acak. Hasilnya menunjukkan bahwa 72,1% kemungkinan PGN mendapat untung dari proyek ini, dan 0,2% NPV mulai dari nilai dasarnya hingga Rp. 0. Persentase ini menyisakan 27,7% kemungkinan PGN menderita kerugian karena nilai NPV negatif yang timbul dari proyek ini.