digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khalish Muhammad Azka
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sektor pertanian masih menjadi salah satu penopang terbesar perekonomian di negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Meskipun begitu, pendapatan petani pedesaan di Indonesia masih rendah (rata-rata 1 juta/bulan), yang berdampak pada rendahnya sumber daya permodalan untuk usahatani sehingga petani membutuhkan akses terhadap permodalan pertanian. Akses petani terhadap lembaga sumber permodalan pertanian di pedesaan masih belum optimal dan menghadapi berbagai hambatan, salah satunya di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosio-ekonomi petani, akses petani terhadap sumber permodalan, dan pelunasan pinjaman petani mitra PT Elevarm dengan tujuan akhir untuk menentukan strategi pengelolaan program permodalan pertanian bagi PT Elevarm sebagai langkah evaluatif. Metode yang digunakan dalam penelitian berupa metode regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel karakteristik sosio-ekonomi terhadap akses permodalan petani dan pelunasan pinjaman petani serta metode SWOT-QSPM untuk merancang strategi pengelolaan program permodalan pertanian. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik sosio-ekonomi pada variabel umur berpengaruh negatif serta variabel ukuran lahan berpengaruh positif terhadap akses sumber permodalan dengan model regresi Y1 = 1.790 – 0.170X1 – 0.007X2 + 0.123X3 – 0.073X4 + 0.184X5 – 0.033X6 – 0.148X7 – 0.119X8 – 0.111X9 + ????????. Hasil analisis regresi juga diperoleh bahwa karakteristik sosio-ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap pelunasan pinjaman petani dengan model regresi Y2= 3.090 – 0.002X1 - 0.116X2 + 0.050X3 - 0.096X4 - 0.057X5 -0.440X6 + 0.055 X7 + 0.275X8 + ????????. Hasil perancangan strategi pengelolaan program pertanian menunjukkan strategi ST (Strength-Threat) yang harus diprioritaskan dalam pengelolaan. Adapun rincian alternatif strategi berdasarkan urutan prioritas dari hasil analisis QSPM adalah (1) Pembentukan skema keanggotaan yang lebih mengikat dengan sistem iuran. (2) Penyelenggaraan acara besar untuk branding perusahaan. (3) Penyewaan lahan budidaya untuk membentuk program kerjasama dengan petani.