
ABSTRAK Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Abdurrahman Faiz
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Carbon dots (CDs) merupakan salah satu jenis nanopartikel karbon yang telah
banyak diteliti karena sifat-sifat uniknya, seperti fluoresensi yang dapat diatur,
stabilitas, dan biokompatibilitas. Namun, mendapatkan CDs dengan fluoresensi
tertentu dapat menjadi tantangan karena banyak faktor yang memengaruhi
sintesisnya, seperti konsentrasi prekursor, waktu reaksi, pH, dan jenis pelarut.
Untuk memvariasikan faktor-faktor sintesis tersebut diperlukan percobaan berulang
dengan kesalahan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk memprediksi
panjang gelombang puncak fluoresensi pada CDs, salah satu metode yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan machine learning. Machine learning (ML)
adalah teknik yang memungkinkan komputer untuk belajar tanpa diberi instruksi
secara eksplisit. Pada penelitian ini, machine learning digunakan untuk
memprediksi panjang gelombang puncak emisi fluoresensi CDs. CDs disintesis
menggunakan prekursor etilendiamin (EDA) dan asam fosfat (PA) dengan bantuan
radiasi gelombang mikro. Parameter sintesis seperti volume prekursor dan lama
waktu radiasi divariasikan, bersama dengan panjang gelombang puncak emisi
fluoresensi (eksitasi 365 nm) digunakan untuk membangun dataset yang digunakan
sebagai input pada algoritma ML. Algoritma yang digunakan adalah algoritma
seperti decision tree, random forest, dan XGBoost. Algoritma diuji dengan
menggunakan nilai R2 dan RMSE. Berdasarkan hasil sintesis, CDs menunjukan
fluoresensi berwarna biru saat disinari dengan sinar UV dengan intensitas dan
panjang gelombang yang berbeda-beda antar sampel. Hasil ML XGBoost yang
telah dioptimasi menunjukan R2
sekitar 0,94 pada data uji dan 0,99 pada data latih.