Saat ini, manajemen kinerja dalam pelaksanaan proyek di Perusahaan diukur
berdasarkan strategi dan proses bagaimana mencapai target berdasarkan
pedoman teknis. Pengambilan keputusan yang kritis sebagian besar tergantung
kepada pengalaman pihak manajemen. Posisi Perusahaan sebagai bagian dari
Badan Usaha Milik Negara di Indonesia, mendapatkan ekspektasi tinggi dari para
pemangku kepentingan. Kompleksitas bisnis tersebut membuat pengembangan
Sistem Manajemen Kinerja (SMK) dalam proyek minyak dan gas di Perusahaan
menjadi hal penting sebagai dasar dan pedoman untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang SMK yang tepat dan mengidentifikasi
Indikator Kinerja Utama (KPI) yang penting untuk dapat diterapkan dalam
pelaksanaan proyek minyak dan gas di Perusahaan. Perancanaannya
dikembangkan berdasarkan literatur spesifik, yaitu Performance Prism dan
pengalaman proyek sebelumnya, yang menguraikan berbagai sudut pandang para
pemangku kepentingan, yang dikombinasikan dengan proses penurunan ke
beberapa tingkatan karyawan dan mempresentasikan keterkaitannya
menggunakan rasio pembobotan.
Kuesioner ditujukan kepada para pemangku kepentingan yang terlibat dalam
pelaksanaan proyek. Terdapat 31 responden yang memilih 90 KPI dan memberikan
penilaian terhadap manajemen kinerja yang berjalan saat ini. Rasio pembobotan
pada kriteria, subkriteria dan KPI yang ditetapkan, dihitung menggunakan
Analytical Hierarchy Process. Sistem penilaian dilakukan dengan menggunakan
Objective Matrix dan Traffic Light System untuk mengevaluasi kinerja.
Hasil dari tugas akhir ini memberikan total 61 KPI sebagai indikator utama yang
berguna untuk merancang SMK. KPI tersebut akan diimplementasikan mulai dari
tahap awal proyek baru maupun proyek yang sedang berjalan di Perusahaan.
Proses perbandingan terhadap sesama anak perusahaan dalam satu induk
perusahaan diperlukan, untuk mengidentifikasi KPI yang terbaik