Sejalan dengan visi perusahaan, dimana melalui BNI Corporate University berupaya mewujudkan entitas pembelajaran yang berkelas dunia, perlu transformasi untuk mengubah pola pikir dan perilaku insan BNI di dalam pembelajaran. Adapun saat ini yang menjadi value dari penerapan manajemen pengetahuan di BNI adalah lebih cepat, lebih baik, lebih murah, lebih luas.
Penerapan manajemen pengetahuan di Bank BNI mempunyai nilai penting dalam kelangsungan bisnis. Penerapan manajemen pengetahuan dapat mempercepat setiap perkembangan informasi yang masuk, terciptanya inovasi baru, dan meningkatkan efisiensi proses bisnis di Bank BNI.
Salah satu penerapan manajemen pengetahuan di Bank BNI yaitu menciptakan budaya learning dan sharing. Tentunya aktifitas learning dan sharing diakui (dicatat), diapresiasi, & dan dinilai dalam penetapan Tallent Classification setiap insan BNI (biasa disebut BNI Hi-Movers). Alat penerapan manajemen pengetahuan yang berjalan di Bank BNI salah satunya BNI DEEP46 (Daily Exercise for Employee Program). Dimana setiap harinya BNI Hi-Movers mendapatkan materi berupa metode bite-sized learning dan ada kuis yang harus dijawab. Setiap 1 soal diakui sebagai 5 menit waktu pembelajaran.
Pada pelaksanaan BNI DEEP46 dapat dilihat bahwa hasil implementasi kurang maksimal. Masih banyak BNI Hi-Movers tidak melakukan kewajiban melaksanakan pengerjaan BNI DEEP46. Pada data yang disajikan terjadi penurunan peserta (karyawan), dari 26.885 karyawan menjadi hanya 24.611. Pada Desember 2021, jumlah karyawan sebanyak 27.085 orang. Artinya, pembelajaran wajib belum memenuhi 100% seperti yang diharapkan manajemen BNI.
Dalam mengevaluasi efektifitas penerapan BNI DEEP46, peneliti menggunakan Alat Penilaian APO (Asian Productivity Organization) KM. Komponen 7 elemen akan dipadukan dalam bentuk quisioner. Skor maksimum adalah 210, dan terdapat 42 pertanyaan yang mencakup tujuh area audit. Ada skor maksimum 30 poin yang mungkin di setiap bagian. Setiap item dapat diberi peringkat antara 1 (berkinerja buruk atau tidak sama sekali) dan 5 (berkinerja sangat baik) (berkinerja sangat baik).
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kemudian SPSS Statistical Software 26 versi telah digunakan untuk menganalisis data. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variable Leadership (X1) tidak memiliki pengaruh terhadap outcome, dan juga variable People (X3) tidak memiliki pengaruh terhadap outcome, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai sig. 0,521 dan 0,234 < 0,05 yang berarti bahwa variable leadership dan variable people tidak memiliki pengaruh terhadap outcome. Untuk memperkuat hasil 2 variabel tersebut, peneliti menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dengan 15 pasrtisipan yang mewakili masing-masing BNI Wilayah.
Untuk variable process, technology, knowledge proses dan learning memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap outcome bisa dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05.