digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira

Jatiwangi adalah sebuah kecamatan dan kawasan perkotaan dalam Kabupaten Majalengka yang diketahui memiliki sebuah cultural heritage laten namun berpotensi tinggi untuk diangkat sebagai tuas pendorong pembangunan desa, menuju tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) di desa. Cultural heritage yang dimaksud ialah material terakota beserta ilmu dan pemaknaan budaya oleh masyarakat setempat, namun terancam oleh redupnya industri genteng. Jatiwangi Art Foundation (JAF) adalah organisasi nirlaba yang mewadahi sebuah koletif seniman (lokal maupun non-lokal) dan berupaya menyelamatkan heritage terkait terakota, berpusat di Desa Jatisura. Eksistensi JAF kemudian menarik institusi perguruan tinggi untuk turun dan memberikan kontribusi meneruskan heritage tersebut, salah satunya melalui pembangunan Alun – Alun Jatisura. Agar keberadaan JAF, Alun – Alun Jatisura dan pembangunan arsitektural lainnya dapat menimbulkan manfaat ekonomi bagi Desa Jatisura, diperlukan sebuah rencana strategi dan kebijakan pengelolaan cultural heritage yang berkelanjutan. Berdasarkan telaah literatur, penyusunan rencana strategi pengelolaan cultural heritage sesuai Sustainable Development Goals (SDGs) sebaiknya disusun melalui proses partisipatif dengan masyarakat dan stakeholder pelaksana. Pada tahap penelitian, dilakukan evaluasi terhadap dampak sosiokultural JAF dan Alun – Alun Jatisura melalui pre-post testing, beserta analisis kualitatif melalui observasi fenomenologis terhadap masyarakat Jatisura dan analisis konten terhadap dokumen dan keterangan informasi yang ada. Temuan antara analisis menjadi bahan focus group discussion dengan masyarakat dan stakeholder pelaksana di Desa Jatisura, menghasilkan konfirmasi dan kalibrasi terhadap hasil analisis kuantitatif dan kualitatif, kemudian diturunkan menjadi sebuah gagasan strategi dengan tiga komponen utama sebagai tujuan dari komponen strategi dan kegiatan/kebijakan yang diusulkan. Komponen tersebut ialah: 1) peningkatan kualitas SDM, 2) peningkatan viabilitas UMKM, dan 3) kaderisasi pemimpin desa sebagai pelaksana strategi di masa depan. Melalui strategi yang diusulkan, Desa Jatisura dapat menciptakan aneka ragam kegiatan ekonomi baru seputar cultural heritage yang ada melalui transformasi cultural heritage menjadi bentukan media baru untuk kemudian diperdagangkan kepada wisatawan pengunjung, masyarakat sekitar, maupun untuk dijual keluar daerah. Proses penyusunan strategi secara bottom – up melalui proses partisipatif telah mampu mengisi kekosongan informasi yang sulit diperoleh pada skala desa, serta memberikan konfirmasi dan verifikasi ulang terhadap hasil analisis pada yang sulit terkuantifikasi.