ABSTRAK Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Zahrul Atharinafi
PUBLIC Yoninur Almira
Jatiwangi adalah sebuah kecamatan dan kawasan perkotaan dalam Kabupaten Majalengka yang
diketahui memiliki sebuah cultural heritage laten namun berpotensi tinggi untuk diangkat sebagai
tuas pendorong pembangunan desa, menuju tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs)
di desa. Cultural heritage yang dimaksud ialah material terakota beserta ilmu dan pemaknaan
budaya oleh masyarakat setempat, namun terancam oleh redupnya industri genteng. Jatiwangi
Art Foundation (JAF) adalah organisasi nirlaba yang mewadahi sebuah koletif seniman (lokal
maupun non-lokal) dan berupaya menyelamatkan heritage terkait terakota, berpusat di Desa
Jatisura. Eksistensi JAF kemudian menarik institusi perguruan tinggi untuk turun dan
memberikan kontribusi meneruskan heritage tersebut, salah satunya melalui pembangunan Alun
– Alun Jatisura. Agar keberadaan JAF, Alun – Alun Jatisura dan pembangunan arsitektural
lainnya dapat menimbulkan manfaat ekonomi bagi Desa Jatisura, diperlukan sebuah rencana
strategi dan kebijakan pengelolaan cultural heritage yang berkelanjutan. Berdasarkan telaah
literatur, penyusunan rencana strategi pengelolaan cultural heritage sesuai Sustainable
Development Goals (SDGs) sebaiknya disusun melalui proses partisipatif dengan masyarakat
dan stakeholder pelaksana. Pada tahap penelitian, dilakukan evaluasi terhadap dampak
sosiokultural JAF dan Alun – Alun Jatisura melalui pre-post testing, beserta analisis kualitatif
melalui observasi fenomenologis terhadap masyarakat Jatisura dan analisis konten terhadap
dokumen dan keterangan informasi yang ada. Temuan antara analisis menjadi bahan focus group
discussion dengan masyarakat dan stakeholder pelaksana di Desa Jatisura, menghasilkan
konfirmasi dan kalibrasi terhadap hasil analisis kuantitatif dan kualitatif, kemudian diturunkan
menjadi sebuah gagasan strategi dengan tiga komponen utama sebagai tujuan dari komponen
strategi dan kegiatan/kebijakan yang diusulkan. Komponen tersebut ialah: 1) peningkatan
kualitas SDM, 2) peningkatan viabilitas UMKM, dan 3) kaderisasi pemimpin desa sebagai
pelaksana strategi di masa depan. Melalui strategi yang diusulkan, Desa Jatisura dapat
menciptakan aneka ragam kegiatan ekonomi baru seputar cultural heritage yang ada melalui
transformasi cultural heritage menjadi bentukan media baru untuk kemudian diperdagangkan
kepada wisatawan pengunjung, masyarakat sekitar, maupun untuk dijual keluar daerah. Proses
penyusunan strategi secara bottom – up melalui proses partisipatif telah mampu mengisi
kekosongan informasi yang sulit diperoleh pada skala desa, serta memberikan konfirmasi dan
verifikasi ulang terhadap hasil analisis pada yang sulit terkuantifikasi.