BAB 1 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ariadi Pradana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Popularitas biosurfaktan meningkat disebabkan peralihan penggunaan surfaktan menjadi
biosurfaktan pada beberapa industry, sehingga permintaan biosurfaktan meningkat dan
produksi biosurfaktan perlu ditingkatkan. Bacillus sp. F7 memiliki kemampuan produksi
biosurfaktan dengan aktivitas permukaan yang baik, namun dalam produksi skala besar
mebutuhkan biaya yang tinggi akibat rendahnya produktivitas sel. Amobilisasi sel
menggunakan kalsium alginat dapat diaplikasi untuk meningkatkan produktivitas sel dalam
memproduksi biosurfaktan. Kalsium alginat memiliki keterbatasan pada rendahnya
kemampuan matriks dalam mempertahankan jumlah sel dan difusi nutrien yang terhambat.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi faktor yang mempengaruhi
viabilitas sel teramobilisasi, membandingkan produktivitasnya dengan sel bebas, menentukan
stabilitas beads dalam siklus produksi biosurfaktan, dan menentukan umur simpan beads.
Produksi biosurfaktan dilakukan dengan sistem batch menggunakan media produksi Stone
Mineral Salt Solution (SMSS) dengan pH 7.0 dan diinkubasi pada 50ºC, agitasi 150 rpm.
Optimasi proses amobilisasi dilakukan dengan metode RSM menggunakan desain eskperimen
Central Composite Design (CCD) dengan menargetkan jumlah sel maksimum didalam beads
setelah 88 jam masa inkubasi. Variabel yang dioptimasi meliputi pH alginat, ukuran beads, dan
volume alginat dengan volume suspensi sel dibuat tetap pada 5 mL pada kepadatan sel 108
CFU/ml. Hasil penelitian menunjukkan beads dengan volume alginat 9,77 ml, pH alginat 7,06
dan ukuran beads 5,3 mm dapat pertahankan jumlah sel dalam beads pada 108 CFU/g beads
dengan produktivitas sel dalam produksi biosurfaktan yang lebih tinggi dibandingkan sel
bebas. Beads alginat stabil dalam produksi biosurfaktan hingga 6 siklus produksi dengan total
biosurfaktan 0,933 g/L dan viabilitas sel tetap terjaga selama penyimpanan 28 hari di suhu 4°C.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa beads memiliki stabilitas tinggi dalam menjaga viabilitas
sel dengan produktivitasnya yang tinggi.