digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Al Hilal Firdaus Syahirul Alim
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Provinsi Bali, yang telah menyatakan diri menjadi Bali Energi Bersih menurut Pergub 45 tahun 2019, diproyeksikan akan mengalami pergeseran bauran energi besar - besaran. Dalam hal ini biomassa, sebagai alternatif batubara di masa depan (Hess, J . R, 2016), turut menjadi salah satu jenis alternatif energi yang dapat berkontribusi dalam diversifikasi sumber energi baru terbarukan dalam pengembangan Ba l i En e r g i Bersih. Pengembangan energi biomassa melibatkan aktivitas hulu hingga hilir yang kompleks dan membutuhkan perencanaan yang komprehensif untuk memastikan keberlanjutannya. Permasalahan di sisi hulu berup a ketersediaan bahan bak u h i n g g a permasalahan hilir berupa faktor kendala finansial kerap menjadi halangan dalam mewujudkan pengembangan yang berkelanjutan. Maka dari itu diperlukan kajian potensi dan kesesuaian lokasi yang optimal dengan mengintegrasikan berbagai kriteria sebagai penjamin keberlanjutan pembangkit biomassa di Provinsi Bali. Penelitian ini mengembangkan analisis multikriteria berbasis sistem informasi geografis dengan pembobotan AHP untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kesesuaian lokasi pembangkit energi biomassa untuk pemanfaatan berkelanjutan biomassa. Dengan menggunakan kriteria dari berbagai literatur yang telah disesuaikan dengan konteks lokal, penelitian ini mengidentifikasi Prov i n s i Ba l i y a n g memiliki potensi biomassa sumber primer dan sekunder dari lahan kritis, pe r h u t a n an sosial, dan residu kelapa serta 40 titik lokasi yang sesuai untuk pengembangan energi biomassa.