Sungai Babon mengalami sedimentasi cukup tinggi sehingga kapasitas alur menjadi
berkurang. Sungai Babon mengalami permasalahan pendangkalan karena
kemiringan dasar sungai yang landai. Hal ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi
sehingga mengurangi kapasitas pengaliran pada Sistem Dolok Penggaron. Daerah
aliran sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS di Jawa Tengah yang
terletak pada lereng Utara Gunung Ungaran. DAS Babon meliputi wilayah-wilayah
Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak. Lokasi kegiatan ini
mulai dari hulu Sungai Babon di Bendung Pucang Gading Kab. Demak sampai hilir
Sungai Babon di Kecamatan Genuk Kota Semarang sepanjang 16,3 Km.
Kajian ini mencakup perhitungan dan analisis debit banjir serta mengkaji dampak
sedimentasi terhadap perubahan morfologi Sungai Babon. Terdapat 2 data geometri
yang digunakan yaitu pada saat tahun awal dimana sedimentasi belum terjadi dan
geometri setelah terjadi sedimentasi selama 10 tahun. Simulasi sedimen
menggunakan data debit harian yang disimulasikan selama 1 tahun dan 10 tahun
sedangkan pemodelan banjir menggunakan debit banjir kala ulang 25 tahun dengan
keduanya dipengaruhi oleh pasang surut air laut di bagian hilir. Data material dasar
sungai juga dimasukkan ke dalam model untuk simulasi transpor sedimen.
Selanjutnya akan didapat perubahan morfologi sungai dalam bentuk degradasi dan
agradasi dasar sungai. Semua pemodelan dilakukan dengan program HEC-RAS
6.1.
Hasil pemodelan banjir menunjukkan adanya limpasan di sepanjang Sungai Babon
utamanya di bagian hulu dan tengah. Pemodelan juga dilakukan untuk kondisi
ekstrim dengan pintu Kanal Banjir Timur (KBT) tertutup yang berakibat semakin
bertambahnya limpasan karena adanya tambahan debit dari hulu di Sungai
Penggaron. Limpasan tertinggi terjadi di bagian hulu dengan rata-rata limpasan
setinggi 2,5 meter. Hasil simulasi sedimentasi menunjukkan bahwa selama 10 tahun
Sungai Babon mengalami sedimentasi dengan rata-rata tiap tahun 63.000 ton dan
total sedimentasi yang terjadi adalah 636.892 ton/10 tahun. Dengan penambahan
sedimen ini maka terjadi kenaikan elevasi dasar sungai yang berdampak terhadap
semakin tingginya limpasan yang terjadi. Pemodelan berikutnya memodelkan
banjir saat debit Q25 datang dari hulu dan di hilir tetap dibatasi dengan pasang surut
dengan geometri yang terbaru yaitu kondisi Sungai Babon setelah tersedimentasi
selama 10 tahun. Dari hasil pemodelan didapatkan terjadi kenaikan tinggi limpasan
menjadi 3,177 meter yang berada di Sta 13.550. Kenaikan ini terjadi di sepanjang Sungai Babon dengan ketinggian yang berbeda-beda. Rata-rata ketinggian
sedimentasi yang terjadi selama 10 tahun adalah 0.782 meter. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kenaikan muka air banjir dengan rata-rata elevasi di
0.194 meter. Dengan adanya sedimentasi pada Sungai Babon berakibat terhadap
perubahan morfologi yang mengurangi kapasitas sungai. Dari hasil pemodelan
disimpulkan adanya pengurangan kapasitas sungai akibat sedimentasi selama 10
tahun dengan kondisi tampang maksimum (bankfull) semula 137,64 m3/s menjadi
127,3 m3/s.