digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Babon mengalami sedimentasi cukup tinggi sehingga kapasitas alur menjadi berkurang. Sungai Babon mengalami permasalahan pendangkalan karena kemiringan dasar sungai yang landai. Hal ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi sehingga mengurangi kapasitas pengaliran pada Sistem Dolok Penggaron. Daerah aliran sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS di Jawa Tengah yang terletak pada lereng Utara Gunung Ungaran. DAS Babon meliputi wilayah-wilayah Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak. Lokasi kegiatan ini mulai dari hulu Sungai Babon di Bendung Pucang Gading Kab. Demak sampai hilir Sungai Babon di Kecamatan Genuk Kota Semarang sepanjang 16,3 Km. Kajian ini mencakup perhitungan dan analisis debit banjir serta mengkaji dampak sedimentasi terhadap perubahan morfologi Sungai Babon. Terdapat 2 data geometri yang digunakan yaitu pada saat tahun awal dimana sedimentasi belum terjadi dan geometri setelah terjadi sedimentasi selama 10 tahun. Simulasi sedimen menggunakan data debit harian yang disimulasikan selama 1 tahun dan 10 tahun sedangkan pemodelan banjir menggunakan debit banjir kala ulang 25 tahun dengan keduanya dipengaruhi oleh pasang surut air laut di bagian hilir. Data material dasar sungai juga dimasukkan ke dalam model untuk simulasi transpor sedimen. Selanjutnya akan didapat perubahan morfologi sungai dalam bentuk degradasi dan agradasi dasar sungai. Semua pemodelan dilakukan dengan program HEC-RAS 6.1. Hasil pemodelan banjir menunjukkan adanya limpasan di sepanjang Sungai Babon utamanya di bagian hulu dan tengah. Pemodelan juga dilakukan untuk kondisi ekstrim dengan pintu Kanal Banjir Timur (KBT) tertutup yang berakibat semakin bertambahnya limpasan karena adanya tambahan debit dari hulu di Sungai Penggaron. Limpasan tertinggi terjadi di bagian hulu dengan rata-rata limpasan setinggi 2,5 meter. Hasil simulasi sedimentasi menunjukkan bahwa selama 10 tahun Sungai Babon mengalami sedimentasi dengan rata-rata tiap tahun 63.000 ton dan total sedimentasi yang terjadi adalah 636.892 ton/10 tahun. Dengan penambahan sedimen ini maka terjadi kenaikan elevasi dasar sungai yang berdampak terhadap semakin tingginya limpasan yang terjadi. Pemodelan berikutnya memodelkan banjir saat debit Q25 datang dari hulu dan di hilir tetap dibatasi dengan pasang surut dengan geometri yang terbaru yaitu kondisi Sungai Babon setelah tersedimentasi selama 10 tahun. Dari hasil pemodelan didapatkan terjadi kenaikan tinggi limpasan menjadi 3,177 meter yang berada di Sta 13.550. Kenaikan ini terjadi di sepanjang Sungai Babon dengan ketinggian yang berbeda-beda. Rata-rata ketinggian sedimentasi yang terjadi selama 10 tahun adalah 0.782 meter. Hal ini mengakibatkan terjadinya kenaikan muka air banjir dengan rata-rata elevasi di 0.194 meter. Dengan adanya sedimentasi pada Sungai Babon berakibat terhadap perubahan morfologi yang mengurangi kapasitas sungai. Dari hasil pemodelan disimpulkan adanya pengurangan kapasitas sungai akibat sedimentasi selama 10 tahun dengan kondisi tampang maksimum (bankfull) semula 137,64 m3/s menjadi 127,3 m3/s.