2023 TS PP Rozan Hanifan [29021055] - Abstract.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Meskipun penelitian mengenai kompetensi kewirausahaan telah banyak dilakukan dalam beberapa dekade terakhir, topik ini masih berada dalam tahap investigasi awal. Digarisbawahi oleh teori manajemen bencana dan krisis, kompetensi kewirausahaan diharapkan memberi perusahaan kemampuan beradaptasi dan inovasi jangka panjang yang dapat menghasilkan peningkatan signifikan dalam bisnis mereka serta kapasitas penanggulangan jangka pendek untuk pulih dari guncangan kekerasan. Selain itu, teori pandangan berbasis sumber daya juga menyiratkan bahwa kompetensi kewirausahaan adalah aset tidak berwujud perusahaan yang dapat mempromosikan keunggulan kompetitif bisnis. Dengan demikian, kompetensi kewirausahaan diyakini sebagai pendorong utama dalam meningkatkan ketahanan dan kinerja bisnis. Dibandingkan perusahaan besar, UMKM lebih rentan dan sulit beradaptasi dengan masalah-masalah resiliensi. Mengambil contoh pandemi COVID-19, ada 2,78 juta UMKM di Indonesia yang terkena dampak parah dari pandemi ini, dan dalam beberapa kasus ekstrim, sebagian besar bahkan berhenti beroperasi. Meski rapuh, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Selain itu, belum ada penelitian yang menjelaskan kompetensi kewirausahaan apa saja yang diperlukan dan cukup bagi UMKM untuk bertahan di era new normal saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memetakan kualitas pelaku UMKM di Indonesia sekaligus membuat model struktural baru yang menjelaskan pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap ketahanan dan kinerja bisnis secara simetris dan konfigurasional. Penelitian ini mengadopsi kerangka kompetensi kewirausahaan Man (2001) yang terdiri dari komitmen, konseptual, pembelajaran, pribadi, hubungan, kesempatan, pengorganisasian, dan kompetensi strategis. Beberapa kapabilitas organisasi ini juga dimasukkan dalam model struktural dan bertindak sebagai variabel mediator: kapabilitas dinamis, inovasi ambidexterity, dan jaringan sosial. Kajian ini mengadopsi paradigma positivis dan tergolong sebagai studi eksplanatori. Melalui strategi survei dan metode pengambilan sampel bertujuan, sampel sebanyak 379 pelaku UMKM Indonesia dilibatkan dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner berbasis internet dan berbasis kertas secara cross-sectional dari April hingga November 2022 di Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, PLS, dan NCAfsQCA sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi komitmen, personal, dan pembelajaran merupakan tiga kompetensi terbaik dari pelaku UMKM di Jawa Barat. Studi ini juga menemukan bawha kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan ketahanan bisnis dengan dimediasi oleh kapabilitas dinamis, inovasi ambidexterity, dan jejaring sosial. Selain itu, kompetensi kewirausahaan juga secara tidak langsung mempengaruhi kinerja bisnis dengan sepenuhnya dimediasi oleh kapabilitas dinamis dan jaringan sosial. Terakhir, penelitian ini mengusulkan bahwa semua elemen kompetensi kewirausahaan oleh Man (2001) diperlukan dan dapat membentuk konfigurasi terbaik bagi para pelaku UMKM untuk berkembang dalam ketahanan dan kinerja bisnis. Dari hasil tersebut, penelitian ini menyarankan agar para pelaku bisnis lebih menyadari kompetensinya untuk bertahan di dunia yang ambigu ini. Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa semua pengusaha menengah ke bawah memiliki kompetensi yang sesuai untuk terus bersaing dengan melakukan inisiatif pelatihan yang lebih intensif dan komprehensif. Studi ini memberikan kontribusi secara teoritis dengan menghadirkan kerangka kerja konseptual baru yang secara bersamaan membahas pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap ketahanan dan kinerja bisnis. Kerangka kerja ini juga menguntungkan industri UMKM dengan memberikan wawasan yang kuat tentang bagaimana kompetensi kewirausahaan dapat memandu bisnis untuk bertahan dan bekerja di bawah iklim bisnis yang tidak pasti. Dengan demikian, kajian ini diharapkan dapat membantu UMKM Indonesia untuk bangkit dari beberapa isu ketahanan, seperti pandemi COVID-19.