digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia memiliki destinasi wisata yang menarik turis domestik dan international terutama pulau Bali. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Bandara Ngurah Rai Airport adalah titik masuk paling populer bagi wisatawan asing. Namun, lebih dari 90% kamar hotel masih terkonsentrasi di Bali Selatan. Hal itu menyebabkan kesenjangan dalam Pendapatan Daerah di Bali, salah satunya adalah kabupaten Jembrana yang merupakan kabupaten dengan posisi 2 terbawah sebagai kabupaten dengan pendapatan daerah terendah. Akses logistik dan akses pariwisata yang masuk pulau bali dari pulau jawa melalui pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk lalu dilanjutkan menggunakan jalan nasional menuju Denpasar kota. Waktu tempuh dari Gilimanuk menuju denpasar sekitar 5-7 jam dengan keadaan jalan nasional yang berkelok dan berbukit. Pemerintah pusat berupaya mempersingkat waktu tempuh dengan membuat jaringan jalan tol gilimanuk – mengwi. Dengan adanya rencana pembangunan tol gilimanuk – mengwi diharapkan dapat mempercepat distribusi logistik dan membuka kembangan area yang diharapkan dapat menambah pendapatan daerah Kabupaten Jembrana. Proses pengadaan badan usaha jalan tol dilakukan dengan mekanisme Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan mempertimbangkan nilai kelayakan suatu project dengan parameter IRR dan NPV. Setelah diumumkannya rencana pembangunan jalan tol gilimanuk – mengwi bermunculan kembangan area disekitar trase jalan tol yang dapat menaikan pendapatan daerah di kabupaten yang dilewatin oleh tol gilimanuk – mengwi, terutama Kabupaten Jembrana. Menurut analisis, dengan adanya development area IRR dan NPV project jalan tol naik 0,3 % untuk IRR and 1055% untuk NPV dibandingkan dengan sebelum adanya pengembangan area. Hal ini juga akan berdampak pada pendapatan pemerintah daerah Kabupaten Jembrana dan menurut perhitungannya kenaikan pendapatan daerah Kabupaten Jembrana minimal pada angka Rp. 288.243.622.000 maksimal Rp. 760.306.122.000.