digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jihad Muhamad Kaisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jihad Muhamad Kaisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Jihad Muhamad Kaisa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung termasuk wilayah padat dengan kepadatan penduduk mencapai 14,64 ribu jiwa/km2, sedangkan luas ruang terbuka hijau Kota Bandung baru mencapai 12,25% dari 30% luas minimal ruang terbuka hijau yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2008. Salah satu bentuk ruang terbuka hijau terluas di Kota Bandung adalah taman kota dengan luas 1,29% dari luas wilayah Kota Bandung. Taman kota memiliki fungsi ekologis diantaranya sebagai tempat hidup satwa liar seperti burung. Taman Tegallega merupakan salah satu taman kota di Kota Bandung dengan luas 19,66 ha. Taman Tegallega memiliki banyak pepohonan yang rindang dengan tutupan kanopi yang cukup rapat di area tertentu sehingga berpotensi sebagai habitat bagi komunitas burung. Hal tersebut dapat terwujud jika taman kota memiliki jenis vegetasi yang dapat memenuhi kebutuhan burung sepanjang tahun. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan keanekaragaman jenis burung dan pohon di Taman Tegallega, serta hubungan antara kekayaan jenis pohon dengan komunitas burung di Taman Kota Bandung, Jawa Barat. Data komunitas burung diambil dengan metode fixed-radius point count yang dilakukan selama 30 menit dengan interval 5 menit di 6 stasiun pengamatan. Data kekayaan jenis pohon diambil dengan membuat plot ukuran 20 x 20 meter di setiap stasiun pengamatan burung. Data mikroklimat berupa temperatur udara, kelembaban, dan intensitas cahaya diukur masing-masing dengan menggunakan Sling psychrometer dan Lux meter selama satu menit dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Metode analisis yang digunakan berupa Indeks Dominansi, Indeks Keanekaragaman, Indeks keseragaman, Indeks Nilai Penting, kelimpahan relatif, dan regresi linier. Kekayaan jenis burung yang ditemukan dari data seluruh stasiun pengamatan adalah 21 spesies dari 17 famili dengan Indeks Dominansi sebesar 0,20; Indeks Keanekaragaman sebesar 2,07; dan Indeks Keseragaman sebesar 0,68. Kelimpahan relatif tertinggi dijumpai pada Burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster) sebesar 37,37%. Kekayaan jenis pohon yang ditemukan dari data seluruh plot pengamatan adalah 34 spesies dari 14. Indeks Nilai Penting tertinggi dijumpai pada Pohon Bintaro (Cerbera odollam) sebesar 49,23%. Berdasarkan data temperatur, kelembaban udara, dan intensitas cahaya yang dikorelasikan dengan persentase tutupan kanopi menunjukkan adanya pengaruh vegetasi terhadap kondisi mikroklimat. Berdasarkan hasil regresi antar stasiun pengamatan menunjukkan trend menurun yang menunjukkan semakin tinggi kekayaan jenis pohon, maka semakin rendah keberagaman komunitas burung yang ada, sedangkan hasil regresi antar taman kota di Kota Bandung menunjukkan trend naik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kekayaan jenis pohon, maka semakin beragam komunitas burung yang ada.