Maraknya cerita/pengenalan tokoh pahlawan fiksi di luar negeri mempengaruhi
pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya remaja tentang pengetahuan
pahlawan fiksi lokal Indonesia sendiri, kisah-kisah pendekar lokal hampir punah
karena tidak ada lagi pembaruan media untuk generasi sekarang di kurun waktu
2020-2022, dengan hal ini generasi sekarang tidak mempunyai figur fiksi lokal
untuk dijadikan contoh terkait nilai-nilai kepahlawanan. Cerita Jaka Sembung karya
Djair Warni khususnya, di dalam ceritanya secara tidak langsung mengajarkan
nilai-nilai kepahlawanan seperti cinta tanah air, jujur, rela berkorban dan
mementingkan kepentingan masyarakat banyak dibandingkan pribadi dan
golongan. Nilai-nilai tersebut yang seharusnya menjadi bekal untuk generasi,
karena generasi pada saatnya akan menjadi pemimpin untuk mencapai sebuah
kejayaan suatu kelompok atau masyarakat sekitar. Melihat maraknya kasus
penipuan dan pencucian uang di Indonesia, yang dilakukan oleh generasi z melalui
platform digital dalam kurun waktu 2020-2022 menunjukan penggunaan teknologi
masih disalahgunakan untuk kepentingan memperkaya diri sendiri dan tidak
mempunyai nilai empati serta kejujuran, hal ini bertolak belakang dengan nilai
kepahlawanan, dalam hal ini perlu menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada
generasi z untuk manjadi fundamental berpikir mereka, penanaman nilai ini bisa
dilakukan melalui media video game, karena disatu sisi generasi sekarang lebih
paham dengan teknologi dibanding generasi sebelumnya, video games juga dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan seseorang terutama decision making,
keterampilan kognitif dan penanaman nilai-nilai. Dengan hal itu generasi z dapat
mengetahui bagaimana langkah-langkah memecahkan masalah dan
mengimplementasikannya pada keseharian lingkungan masyarakat.